Sebelum masuk bulan puasa atau sekitar tiga hari lalu, harga daging sapi hanya
berkisar Rp80.000 ribu/kg, kemudian satu hari kemudian naik menjadi Rp100
ribu/kg dan hari pertama Ramadan langsung naik tajam menjadikan Rp130
ribu/kg. Kondisi ini kontan membuat masyakat terkejut saat belanja, mereka tak
menyangka harga daging setiap hari naik secara signifikan.
Keluhan tersebut disampaikan seorang ibu rumah tangga (IRT), warga Kelurahan
Sungai Pakning, Wati, Minggu (29/6) pagi. Ia kaget ketika harga daging sapi di
hari pertama puasa mencapai Rp130.00/kg dari sehari sebelumnya Cuma
Rp100.000/kg. Demikian juga kebutuhan pokok lainnya seperti bawang merah.
"Bawang merah beberapa hari lalu harganya 20 ribu/kg, hingga mendekati
bulan Ramadhan terus naik mencapai Rp40 ribu/kg. Parahnya lagi pada Sabtu lalu
naik lagi jadi Rp60 ribu/kg. Saya kira harga bahan pokok sudah tak
terkendali lagi," ungkap Wati, Minggu (29/6).
Wati yang kesehariannya bekerja sebagai petani karet ini juga mengeluhkan harga
ayam potong juga naik, yang sebelumnya Rp16-23 ribu/kg, kini menjadi Rp30
ribu/kg. Kecuali ayam kampung sampai saat ini masih harga normal sekisar Rp50
ribu/ekor, begitu juga dengan minyak curah, gula dan beras, harga juga masih
normal.
Salah seorang pedagang daging di Pasar Baru, Sei Pakning, Kirno, mengatakan
bahwa mahalnya harga daging karena memang dari tempat mereka mengambil mahal.
Dirinya juga timbul was was bila menjual daging dengan naik tajam pada tiap
harinya, sebab kalau dengan tiba-tiba besoknya harga turun drastis akan merugi.
"Kalau seperti itu jelas merugikan kita sebagai pedagang. Peran serta
pemerintah untuk memantau harga sembako ini sangat diharapkan, agar dalam
transaksi jual beli tidak ada yang dirugikan antara konsumen maupun pedagang
sendiri. Apalagi bulan suci Ramadan, terkadang ada beberapa oknum memanfaatkan
momentum ini dengan mempermainkan harga," ujarnya. (Bku)