BENGKALIS, Beritaklik.Com - Dua peralatan radiologi di RSUD Bengkalis rusak.
Setelah CT Scan yang sudah lama tak dapat difungsikan, kini satu lagi peralatan
penting yakni peralatan rontgen juga mengalami kerusakan.
Rusaknya dua peralatan penting radiologi itu sangat berpengaruh pada pelayanan
RSUD kepada masyarakat. Pasien yang memerlukan rontgen untuk mendiagnosa
penyakitnya, harus dirujuk ke rumah sakit lain.
"Anak tetangga saya yang patah kaki karena tabrakan, terpaksa harus
dilarikan ke Pekanbaru karena ronsen RSUD Bengkalis rusak. Sebenarnya untuk
kasus anak tetangga saya itu bisa ditangani di Bengkalis tak perlu dirujuk ke
Pekanbaru, tapi karena tak bisa rontgen, terpaksa dibawa ke Pekanbaru,"
ujar salah seorang warga Bengkalis, Anna, Selasa (26/8).
Maulan, warga Bantan yang juga ingin rontgen untuk mengetahui gangguan pada
kakinya yang kini susah digerakkan, terpaksa menelan kekecewaan karena
dokter mengatakan kalau rontgen tak bisa dilakukan karena alatnya rusak.
"Kata dokter alat rontgen rusak, jadi tak dapat mengetahui keluhan
penyakit saya. Dokter menyarankan dibawa ke Pekanbaru saja, tapi saya tak
sanggup karena tak ada biaya. Walaupun biaya berobat ditanggung, tapi kita kan
harus ada dana juga untuk ongkos dan makan selama di Pekanbaru. Biarlah saya
tunggu saja hingga alat rontgen di RSUD Bengkalis bisa digunakan lagi,"
ujar Maulan.
Direktur RSUD Bengkalis, dr. Zulkarnaen yang dihubungi membenarkan rusaknya
alat rongten. Pihaknya sudah mendatangkan teknisi dari Jakarta untuk
memperbaikinya. "Teknisi dari Jakarta baru saja sampai. Mudah-mudahan bisa
diperbaiki dalam waktu dekat ini," ujarnya. Menyinggung perbaikan CT Scan
yang hampir setahun mengalami kerusakan, Zulkarnaen mengatakan masih dalam
tahap kajian mengingat dana yang diperlukan untuk perbaikan sangat besar.
"Sebenarnya kita sudah anggarkan dana sebesar Rp500 juta tahun 2014 ini
karena dari informasi yang kita terima untuk perbaikan bisa menghabiskan dana
sekitar 500 juta. Namun baru-baru ini saya tanya langsung sama PT Cimen selaku
agen peralatan CT Scan itu, ternyata katanya butuh biaya sekitar 1,2
miliar," ujar Zulkarnaen.
Karena dana perbaikannya besar, iapun minta penjelasan ke pihak Cimen berapa
lama bisa dijamin CT Scan bisa bertahan setelah diperbaiki, tapi pihak agen
tidak berani memberi jaminan. "Karena tak ada jaminan berapa lama
peralatan itu bisa dipakai setelah diperbaiki dengan anggaran Rp1,2 miliar itu,
kita pun belum berani mengambil keputusan untuk memperbaikinya. Khawatirnya
anggaran sudah dikeluarkan banyak, tapi belum lama dipakai rusak lagi,"
jelas Zulkarnaen. (Bku)