Pasien Dirujuk Ke Rumah Sakit Lain Akibat Dua Peralatan Radiologi RSUD Bengkalis Rusak

Rabu, 27 Agustus 2014

BENGKALIS, Beritaklik.Com - Dua peralatan radiologi di RSUD Bengkalis rusak. Setelah CT Scan yang sudah lama tak dapat difungsikan, kini satu lagi peralatan penting yakni peralatan rontgen juga mengalami kerusakan.

Rusaknya dua peralatan penting radiologi itu sangat berpengaruh pada pelayanan RSUD kepada masyarakat. Pasien yang memerlukan rontgen untuk mendiagnosa penyakitnya, harus dirujuk ke rumah sakit lain.

"Anak tetangga saya yang patah kaki karena tabrakan, terpaksa harus dilarikan ke Pekanbaru karena ronsen RSUD Bengkalis rusak. Sebenarnya untuk kasus anak tetangga saya itu bisa ditangani di Bengkalis tak perlu dirujuk ke Pekanbaru, tapi karena tak bisa rontgen, terpaksa dibawa ke Pekanbaru," ujar salah seorang warga Bengkalis, Anna, Selasa (26/8).

Maulan, warga Bantan yang juga ingin rontgen untuk mengetahui gangguan pada kakinya yang kini susah digerakkan, terpaksa menelan kekecewaan karena dokter mengatakan kalau rontgen tak bisa dilakukan karena alatnya rusak.

"Kata dokter alat rontgen rusak, jadi tak dapat mengetahui keluhan penyakit saya. Dokter menyarankan dibawa ke Pekanbaru saja, tapi saya tak sanggup karena tak ada biaya. Walaupun biaya berobat ditanggung, tapi kita kan harus ada dana juga untuk ongkos dan makan selama di Pekanbaru. Biarlah saya tunggu saja hingga alat rontgen di RSUD Bengkalis bisa digunakan lagi," ujar Maulan.

Direktur RSUD Bengkalis, dr. Zulkarnaen yang dihubungi membenarkan rusaknya alat rongten. Pihaknya sudah mendatangkan teknisi dari Jakarta untuk memperbaikinya. "Teknisi dari Jakarta baru saja sampai. Mudah-mudahan bisa diperbaiki dalam waktu dekat ini," ujarnya. Menyinggung perbaikan CT Scan yang hampir setahun mengalami kerusakan, Zulkarnaen mengatakan masih dalam tahap kajian mengingat dana yang diperlukan untuk perbaikan sangat besar.

"Sebenarnya kita sudah anggarkan dana sebesar Rp500 juta tahun 2014 ini karena dari informasi yang kita terima untuk perbaikan bisa menghabiskan dana sekitar 500 juta. Namun baru-baru ini saya tanya langsung sama PT Cimen selaku agen peralatan CT Scan itu, ternyata katanya butuh biaya sekitar 1,2 miliar," ujar Zulkarnaen.

Karena dana perbaikannya besar, iapun minta penjelasan ke pihak Cimen berapa lama bisa dijamin CT Scan bisa bertahan setelah diperbaiki, tapi pihak agen tidak berani memberi jaminan. "Karena tak ada jaminan berapa lama peralatan itu bisa dipakai setelah diperbaiki dengan anggaran Rp1,2 miliar itu, kita pun belum berani mengambil keputusan untuk memperbaikinya. Khawatirnya anggaran sudah dikeluarkan banyak, tapi belum lama dipakai rusak lagi," jelas Zulkarnaen. (Bku)