Kota Bangkinang Diselimuti Kabut Asap

Kamis, 18 September 2014

BANGKINANG, Beritaklik.Com - Kabut asap yang menjadi agenda rutin tahun penanggulangan bencana di provinsi Riau kembali muncul dan terlihat mengepung provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Kampar.

Berdasarkan pantauan di Kota Bangkinang, selasa (16/9), Kabut asap tersebut terlihat jelas dan tampak semakin pekat dengan bau menyengat hidung dengan jarak pandang 25 meter di wilayah Bangkinang Kota dan beberapa Kecamatan lainnya di Kabupaten Kampar.

Dari pantauan dilapangan, kabut asap ini terlihat di sepanjang jalan dari XIII Koto Kampar hingga perbatasan Kampar-Pekanbaru di Rimbo Panjang, yang dapat mengancam pengendara dan pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut.

Kondisi kabut asap ini sebenarnya sudah terlihat beberapa hari lalu di kota Bangkinang dan sekitarnya, namun masih ketebalan kabut asap masih terlihat tipis. Di Bangkinang Kota. Akan tetapi hingga siang selasa (16/9) terlihat kabut asap tersebut semakit pekat dan sudah terasa terasa membuat mata menjadi perih dan tenggorokan terasa kering.

Disisi lain, kondisi kabut asap tersebut belum berpengaruh terhadap aktivitas warga kota Bangkinang dan sekitarnya diluar ruamah, akan tetapi sebahagian warga terutama pengendara sepeda motor terlihat sudah menggunakan masker.

Beberapa warga yang ditemui mengharapkan persoalan kabut asap ini segera diatasi dan tidak menunggu menjadi bencana nasional. "Kami minta Pemerintah cepat tanggap terhadap persoalan ini. Jangan seperti beberapa waktu lalu , pemerintah daerah justru harus menunggu Presiden turun baru bertindak," ujar Hendri, warga Bangkinang.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang Perlindungan dan Penataan Kawasan Hutan Dinas Kehutanan Kampar Darwin Saragih mengungkapkan, bahwa sumber asap saat ini banyak disumbangkan oleh dari daerah luar Kabupaten Kampar dan Riau.

Namun pihaknya Selasa (16/9) mengakui Dinas Kehutanan Kampar akan turun ke daerah Simpang Koran Kecamatan Kampar Kiri untuk menindaklanjuti adanya laporan kebakaran hutan dan lahan dikawasan tersebut. "Katanya yang terbakar hutan alam. Kita belum tau berapa luas hutan yang terbakar," ujar Darwin ketika ditemui di Kantor Dishut Kampar di Jalan Letnan Boyak Bangkinang.

Sementara itu dari data yang dihimpun dari Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kampar H Sawir Datuk Tandiko, selasa (16/9), menyebutkan bahwa data hotspot tanggal 16 September 2014 Satelit Terra Aqua, Riau 114 convident diatas 70%. 45 hotspot (kemungkinan terbakar).

Kemudian Kampar 13 hotspot conviden diatas 70% 7 hotspot. Kemungkinan terbakar tersebar di Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Siak Hulu dan Tapung, ujarnya.

"Melihat cuaca panas ada kecendrungan hotspot akan bertambah, sedangkan pekatnya kabut asap lebih banyak pengaruh asap kiriman dari Sumsel dan Jambi," ulas Sawir. (Bkmr)