BANGKINANG, Beritaklik.Com - Kabut asap
yang menjadi agenda rutin tahun penanggulangan bencana di provinsi Riau kembali
muncul dan terlihat mengepung provinsi Riau, termasuk di Kabupaten Kampar.
Berdasarkan pantauan di Kota Bangkinang, selasa (16/9), Kabut asap tersebut
terlihat jelas dan tampak semakin pekat dengan bau menyengat hidung dengan
jarak pandang 25 meter di wilayah Bangkinang Kota dan beberapa Kecamatan
lainnya di Kabupaten Kampar.
Dari pantauan dilapangan, kabut asap ini terlihat di sepanjang jalan dari XIII
Koto Kampar hingga perbatasan Kampar-Pekanbaru di Rimbo Panjang, yang dapat
mengancam pengendara dan pengguna jalan yang melewati kawasan tersebut.
Kondisi kabut asap ini sebenarnya sudah terlihat beberapa hari lalu di kota
Bangkinang dan sekitarnya, namun masih ketebalan kabut asap masih terlihat
tipis. Di Bangkinang Kota. Akan tetapi hingga siang selasa (16/9) terlihat
kabut asap tersebut semakit pekat dan sudah terasa terasa membuat mata menjadi
perih dan tenggorokan terasa kering.
Disisi lain, kondisi kabut asap tersebut belum berpengaruh terhadap aktivitas
warga kota Bangkinang dan sekitarnya diluar ruamah, akan tetapi sebahagian
warga terutama pengendara sepeda motor terlihat sudah menggunakan masker.
Beberapa warga yang ditemui mengharapkan persoalan
kabut asap ini segera diatasi dan tidak menunggu menjadi bencana nasional. "Kami minta Pemerintah cepat tanggap terhadap persoalan ini. Jangan seperti
beberapa waktu lalu , pemerintah daerah justru harus menunggu Presiden turun
baru bertindak," ujar Hendri, warga Bangkinang.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang Perlindungan dan Penataan
Kawasan Hutan Dinas Kehutanan Kampar Darwin Saragih mengungkapkan, bahwa sumber
asap saat ini banyak disumbangkan oleh dari daerah luar Kabupaten Kampar dan
Riau.
Namun pihaknya Selasa (16/9) mengakui Dinas Kehutanan Kampar akan turun ke
daerah Simpang Koran Kecamatan Kampar Kiri untuk menindaklanjuti adanya laporan
kebakaran hutan dan lahan dikawasan tersebut. "Katanya yang terbakar hutan
alam. Kita belum tau berapa luas hutan yang terbakar," ujar Darwin ketika
ditemui di Kantor Dishut Kampar di Jalan Letnan Boyak Bangkinang.
Sementara itu dari data yang dihimpun dari Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BPBD Kampar H Sawir Datuk Tandiko, selasa (16/9), menyebutkan bahwa data
hotspot tanggal 16 September 2014 Satelit Terra Aqua, Riau 114 convident diatas
70%. 45 hotspot (kemungkinan terbakar).
Kemudian Kampar 13 hotspot conviden diatas 70% 7 hotspot. Kemungkinan terbakar tersebar
di Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Hilir, Siak Hulu dan Tapung, ujarnya.
"Melihat cuaca panas ada kecendrungan hotspot akan bertambah, sedangkan
pekatnya kabut asap lebih banyak pengaruh asap kiriman dari Sumsel dan
Jambi," ulas Sawir. (Bkmr)