BENGKALIS, Beritaklik.Com - Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kabupaten Bengkalis akan mengoptimalkan tim pemantau BBM di
lapangan untuk mengantisipasi kalau Pemerintah positif menaikkan BBM. Sejauh
ini, proses pendistribusian BBM di wilayah Bengkalis berjalan normal dan tidak
terjadi aksi penimbunan.
"Kita sudah ada tim pemantau, tinggal dioptimalkan saja kalau memang Pemerintah
positif menaikkan BBM. Kita di daerah kan mau tidak mau ya harus ikut keputusan
Pemerintah, yang penting jangan sampai terjadi kelangkaan karena aksi
penimbunan BBM oleh oknum tertentu," kata Kadisperindag Bengkalis melalui Kabid
Perdagangan Dalam Negeri, Raja Arlingga kepada wartawan, Senin (27/10).
Arlingga yang saat dihubungi sedang dalam perjalanan menuju Pekanbaru untuk
urusan dinas mengatakan, sampai saat ini pendistribusian BBM, khususnya premium
dalam kondisi normal. Dirinya berharap, kondisi seperti ini tetap terjaga
walaupun nanti Pemerintah positif menaikkan BBM.
Terpisah, salah seorang pengusaha Agen Premium Minyak Solar (APMS), Hendri
Sukamto Halim saat dihubungi mengatakan, sampai saat ini penjualan premium di
APMS masih stabil tidak terjadi adanya lonjakan. "Memang ada informasi BBM akan
naik, tapi sejauh ini belum berpengaruh terharap penjualan BBM," kata Hendri.
Terkait dengan kemungkinan naiknya BBM, Hendri mengatakan, bagi APMS tidak ada
masalah karena harga BBM di APMS sama dengan harga BBM di SPBU. "Kita kan sama
dengan SPBU, bedanya kalau SPBU stok BBM dijamin oleh Pertamina. Begitu kosong
langsung diisi lagi, sementara kita kan tidak, dibatasi oleh kuota berapa KL
(kilo liter) per bulan. Kita harus pandai-pandai agar kuota yang kita miliki
ini cukup per bulannya agar tidak terjadi kelangkaan BBM," ujar Hendri.
Berbeda halnya dengan premium, untuk solar, sambung Hendri, akibat pengurangan
20 persen, kuota yang ada saat ini tidak cukup dalam sebulan. "Akibatnya ya
untuk solar, belum sebulan kita sudah tak jual lagi, terpaksa nunggu bulan
berikutnya," kata Hendri.
Menyinggung tentang dibatalkannya pengurangan 20 persen, Hendri mengatakan
sepertinya tidak berlaku untuk APMS. "Kita tak tahu ya apa kebijakan itu hanya
berlaku untuk SPBU saja. Yang pasti pengurangan tersebut di APMS Bengkalis
tetap diberlakukan," kata Hendri seraya menambahkan akibat pengurangan kuota
solar sebesar 20 persen tersebut membuat para pengguna solar seperti nelayan
saat ini sulit untuk mendapatkan solar. (Bku)