Percontohan Rumah Tangga Mandiri Pangan Bukti Keseriusan Wujudkan 3 Zero

Ahad, 08 Maret 2015

Pembangunan percontohan Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di lokasi pelatihan P4S Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar (6/3).

Pembangunan percontohan Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di lokasi pelatihan P4S Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kampar (6/3).

Siak Hulu, Beritaklik.Com - Di bangunannya lahan percontohan untuk Program Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Karya Nyata, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu menjadi bukti keseriusan Pemerintah Kabupaten Kampar, Tiau untuk mewujudkan "3 Zero", daerah bebas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.

Sampai saat ini, Jumat (6/3), pembangunan lahan percontohan itu sudah mencapai kesiapan 80 persen dan ditargetkan tuntas dalam waktu dekat.

Bupati Kampar Jefry Noer dalam beberapa kali peninjauan di lokasi mengatakan, program tersebut nantinya akan dilaksanakan di setiap kecamatan dan desa. "Selain percontohan bagi masyarakat, nantinya seluruh Pimpinan SKPD, Camat maupun Kades dan Lurah harus menerapkannya di kampungnya masing-masing karena nantinya diharapkan sebagai percontohan sehingga masyarakat akan membuat untuk peningkatan ekonominya. Maka dari itu, SKPD, Camat dan Kades harus mempelajari program ini," kata Jefry.

Percontohan Desa dan Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi dibangun dengan ukuran luas 1.000 dan 1.500 meter persegi, terdiri dari rumah tempat tinggal masyarakat, bangunan kandang sapi, biogas, kandang ayam petelur, kolam ikan lele, tanaman bawang merah, cabai, budidaya jamur serta balai-balai yang diharapkan nantinya sebagai contoh bagi masyarakat dalam peningkatan ekonomi keluarga dengan hasil minimal Rp6 juta per bulan/keluarga.

"Sebenarnya yang paling dahsyat dalam program ini adalah sektor peternakan sapi dimana kotoran sapi tersebut betul-betul sangat bermanfaat, selain bisa dijadikan pupuk padat, sebelumnya bisa diambil gasnya yang biasa disebut sebagai biogas," ujar Jefry.

Biogas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memasak dan penerangan pengganti listrik. "Jadi masyarakat tidak perlu beli gas atau minyak tanah lagi untuk memasak, selanjut juga masyarakat tidak perlu pakai listrik PLN karena sudah ada biogas sebagai penerangan di rumah, mencapai 1.000 watt daya listrik," lanjut Jefry.

Nantinya, lanjut dia, sisa kotoran sapi tersebut bisa diolah untuk dijadikan pupuk untuk tanaman bawang merah, cabai merah, sayur-sayuran dan sisanya dapat dijual. Kemudian urin dari sapi juga bisa dimanfaatkan melalui olahan yang sangat sederhana menjadi pupuk cair dan bisa dijual dengan harga Rp 25 ribu per liternya. (adv/humas)