Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyalami awak kapal saat berkunjung ke Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Waringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (13/1/2015).
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyalami awak kapal saat berkunjung ke Pelabuhan Kumai, Pangkalan Bun, Waringin Barat, Kalimantan Tengah, Selasa (13/1/2015).
JAKARTA, Beritaklik.Com -
Direktur Eksekutif Indonesian Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara
mengkritik sikap Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang tetap akan
melanjutkan proyek pembangunan Pelabuhan Cilamaya. Bahkan, Marwan
menyebut sikap Jonan itu layaknya gaya preman.
"Saya ingin gaya premannya Jonan dihentikan," ujar Marwan di acara diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Lebih
lanjut kata dia, Presiden Jokowi harus segera turun tangan
mengambilalih proyek itu dan melakukan review. Namun, dia meminta Jokowi
melakukan kajian ulang terhadap proyek tersebut yang dinilainya akan
berdampak kepada operasional Blok ONWJ (Offshore North West Java) milik Pertamina itu dengan memanfaatkan ahli-ahli dalam negeri.
Marwan
mencurigai adanya kepentingan asing dalam proyek pembangunan Pelabuhan
Cilamaya tersebut. Pasalnya, konsultan pengkajian proyek tersebut
merupakan konsultan asal Jepang yaitu Japan International Cooperation
Agency (JICA).
"Saya ada pengalaman dengan JICA yang dibiayai
oleh jepang. Awalnya manis. Tapi mereka dibekingi banyak perusahaan
Jepang," kata dia.
Oleh karena itu, dia pun secara tegas menolak
proyek pembangunan Pelabuhan tersebut. Meski begitu, dia tidak menolak
pembangunan pelabuhan karena infrastruktur perhubungan laut memang
menjadi hal yang penting dinegara kepulauan seperti Indonesia ini.
Dia
menegaskan, penolakan dirinya terhadap pembangunan Pelabuhan Cilamaya
yaitu karena lokasi pembangunan pelabuhan tersebut berada didaerah ONWJ. (Bki)
Sumber : Kompas.com