Kampar Kini Miliki Pabrik Minyak Goreng dan Sabun

Kamis, 19 Maret 2015

Perkebunan kelapa sawit terlihat indah dari atas Hotel Tiga Dara, Kecamatan Siakhulu, Kampar, Minggu (8/3). Terpantau juga taman rekreasi di sekitar hotel dan kawasan agrowisata menarik untuk dikunjungi.

Perkebunan kelapa sawit terlihat indah dari atas Hotel Tiga Dara, Kecamatan Siakhulu, Kampar, Minggu (8/3). Terpantau juga taman rekreasi di sekitar hotel dan kawasan agrowisata menarik untuk dikunjungi.

KAMPAR, Beritaklik.Com - Pemerintah Kabupaten Kampar, Riau saat ini telah memiliki Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang tidak hanya mengelola minyak mentah (CPO) namun juga memproduksi hasil olahan siap jual seperti minyak goreng dan sabun mandi.

"PKS tersebut akan diresmikan tanggal 12 Maret mendatang," kata Bupati Kampar, Jefry Noer kepada pers, Senin (9/3). PKS tersebut didirikan di wilayah Desa Sei Pinang, Kecamatan Tambang, Kampar dengan kapasitas mencapai120 ton CPO per jam dan dianggap cukup untuk menampung buah sawit hasil dari perkebunan masyarakat.

Kepala Bagian Humas Pemda Kabupaten Kampar, Sabaruddin mengatakan, peresmian PKS nantinya akan langsung dihadiri oleh pihak investor dari Tim Malaysia Technology Development Corproration (MTDC) dari kerajaan Malaysia. "Peresmian akan langsung dilakukan oleh Bupati Kampar dan dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemda Kampar," katanya.

Bupati Jefry Noer mengatakan, pihaknya sengaja membangun PKS tersebut untuk kelancaran bisnis perkebunan terutama untuk pelaku-pelaku masyarakat atau bukan dunia usaha. "Kalau selama ini PKS hanya menghasilkan CPO yang kemudian diekspor ke luar negeri, maka Kampar membangun PKS yang memproduksi minyak goreng dan produk turunan siap jual lainnya," kata dia.

Jefry mengatakan, hasil produk jadi tersebut nantinya akan dipasarkan di sekitar wilayah Kabupaten Kampar dan sejumlah daerah lainnya di Riau. Bupati Kampar Jefry Noer mengatakan, bahwa saat ini Kabupaten Kampar memiliki kebun kelapa sawit terluas di Provinsi Riau, yakni hampir 700.000 hektar dengan 37 pabrik kelapa sawit.

Namun sejauh ini, katadia, hingga kini belum ada industri hilir yang mengolah kelapa sawit menjadi minyak goreng dan berbagai produk turunan lainnya. "Selama ini produksi kelapa sawit hanya dijual dalam bentuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sehingga tidak memberikan nilai lebih kepada masyarakat dan daerah penghasil. Maka Kampar berinovasi untuk mendapatkan lebih dari sekedar menghasilkan CPO," katanya.

Selama ini, lanjut dia, untuk minyak goreng saja, masyarakat Kampar harus membelinya dengan harga mahal, padahal kelapa sawit banyak di sini. Makanya Pemkab Kampar bekerja sama dengan investor Malaysia membangun pabrik olahan kelapa sawit di sini.

Menurut Jefry, MTDC telah menyampaikan komitmennya untuk membangun pabrik olahan kelapa sawit di Kabupaten Kampar dengan kesiapan dana hingga Rp1 triliun. Pabrik tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi yang mampu mengolah sekitar 120 ton CPO per jam. (adv/humas)