Suayatno: Maghrib Mengaji Budaya Keluarga

Senin, 28 Januari 2013

Wakil Bupati Bengkalis H. Suayatno

BENGKALIS.Wakil Bupati Bengkalis H Suayatno meluruskan persepsi gerakan budaya Maghrib mengaji yang akhir-akhir terus disosialisasikan. Program tersebut bukan hanya diperuntukkan bagi anak-anak yang masih duduk di bangku SD. Namun ditujukan bagi seluruh umat Islam tanpa memandang usia.

“Selama ini persepsi tentang budaya Maghrib mengaji seakan hanya untuk anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Sedangkan anak kita yang sudah smp, sma, kuliah bahkan orang tua, mulai jarang membaca Alquran usai shalat Maghrib,” ujar Suayatno dalam suatu kesempatan belum lama ini.

Tak henti-hentinya dirinya mengimbau untuk bersama-sama mengubah persepsi tentang budaya Maghrib mengaji ini, menjadi budaya keluarga Maghrib mengaji. “Alangkah indahnya, jika di rumah-rumah umat Islam, setiap Maghrib terdengar lantunan Alquran yang dibacakan oleh seluruh anggota keluarga. hal ini harus menjadi perhatian bersama, agar maghrib mengaji bukan hanya untuk anak kita yang masih duduk di sekolah dasar, tapi menjadi tanggungjawab seluruh keluarga umat Islam,” ujar Wabup.

Tantangan menggelorakan budaya Maghrib mengaji ini sangat besar, diantaranya pengaruh perkembangan dunia teknologi dan informasi, khususnya televisi. Berbagai tayangan seakan sengaja ditampilkan selepas Maghrib, sehingga perhatian semua orang fokus pada televisi.

“Butuh kerja keras dan komitmen bersama menangkal pengaruh televisi,” ajak Wabup.

Dalam upaya menggelorakan dan membumikan Alquran, Pemerintah Kabupaten Bengkalis telah mencetak 10 ribu eksemplar Alquran. Alquran tersebut dibagikan kepada pengurus masjid dan musholla, lembaga pendidikan dan pemerintahan.

“Kita juga mengintruksikan kepada lembaga pendidikan untuk melakukan gerakan tadarus sebelum proses belajar mengajar. Kemudian kita telah  menyiapkan surat edaran kepada seluruh pegawai yang beragama Islam untuk tadarus sebelum dimulainya pekerjaan,” tegas Wabup.(bku)