Fotografi, Bukan Sekedar Jepret

Kamis, 30 Juli 2015

Jakarta, Beritaklik.Com - Di Indonesia semakin banyak orang yang tiba-tiba memiliki hobi memotret dan menjadi bagian dari kehidupan sehari - hari. Fotografi sudah tidak lagi menjadi barang mahal atau hanya menjadi milik orang dengan profesi fotografer.

Menanggapi hal ini, fashion photographer, Raja Siregar melihatnya sebagai sesuatu yang positif dan perlu untuk terus didukung. "Trend fotografi harus disupport, terlebih era digital seperti sekarang ini semakin memudahkan kita untuk mengambil gambar bagus," ujarnya saat acara photography coaching clinic Capturing Your EveryDELLife di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Namun Raja menambahkan bahwa semua orang bisa memotret tapi tidak semua orang bisa menghasilkan foto yang menarik. "Jadi lebih ke masalah taste dan sense saat mengambil gambar. Supaya bisa tetap survive di tengah banyaknya fotografer muda kita harus bisa men-develope style kita sendiri," tambahnya.

Keterbatasan dana seringkali dihadapi fotografer pemula, situasi seperti ini juga pernah dialami fotografer yang juga gemar foto traveling ini. Raja mengaku memiliki kamera pertama kali dari pemberian orangtua pada 2007. Canon EOS 400D adalah kamera pertamanya, sampai akhirnya dia mampu membeli kamera dengan spesifikasi lebih baik yaitu Canon EOS 5D Mark I pada 2009.

Dari pengalamannya tersebut, dirinya menuturkan bahwa khusus untuk fotografer pemula sebaiknya tidak langsung memiliki gear yang mahal dan mumpuni. "Memulai segala sesuatu dengan step by step itu jauh lebih baik. Kita jadi tahu setiap gadget yang kita miliki kekuatan maksimalnya sampai di mana. Karena banyak fotografer pemula yang langsung beli kamera mahal, tapi mereka tidak tahu cara menggunakannya, ujung - ujungnya hanya mode auto juga yang dipakai. Itu sangat disayangkan!" bebernya.

Perlengkapan fotografi hanya melengkapi skill yang Anda miliki. Cara mata melihat objek, visi, pesan atau cerita apa yang ingin disampaikan itu akan tergambar dari cara kita mengambil gambar. "Jadi sebenarnya fotografi itu hanya terjemahan dari apa yang kita lihat dan apa yang kita visikan untuk diceritakan ke orang lain lewat gambar. Tools hanya melengkapi, jadi jangan terlalu terpaku dengan alat, pergunakan sebaik-baiknya kamera yang ada," imbuh Raja. Ketika Anda terlalu banyak berfikir tentang teknik terlalu banyak, foto yang dihasilkan malah menjadi tidak hidup dan terkesan flat.

"Jadi ketika mata bilang ini keren, langsung shoot, tidak perlu berfikir lama, karena ketika kita terlalu lama mikir, model yang kita foto juga akan mikir dan emosi itu akan terekam di foto yang dihasilkan. Jadi percaya saja dengan mata dan insting kita and than Shoot!" tuturnya.

Pendapat singkat juga datang dari product and fashion photographer, Nurulita. Baginya untuk menghasilkan foto yang bernyawa, seseorang harus selalu memberikan rasa dalam fotonya. "Berkarya itu kuncinya hanya satu, pakai hati," tegasnya. (Bkf)