Beritaklik.Com
- Indonesia memiliki mesin cetak
Alquran braille tertua dan satu-satunya yang masih berfungsi di
dunia hingga kini. Mesin cetak tersebut masih digunakan dan dimiliki Yayasan
Penyantun Wyata Guna (YPWG), di Jalan Pajajaran, Kota Bandung.
Kepala Percetakan YPWG, Ayi Ahmad Hidayat, menceritakan mesin cetak itu berasal
dari Amerika Serikat. Mesin tersebut sejak awal memang dibuat terbatas dan
disebar di setiap benua. Di Asia, Indonesia menjadi salah satu yang
mendapatkannya.
"Ini terbatas dan bukan untuk komersil. Permintaan langsung Hellen Keller Internasional.
Dibuat hanya enam unit. Dan ini satu-satunya yang masih berfungsi, lima lainnya
sudah rusak," ujar Ayi, di Bandung.
Tidak ada nama pasti dari mesin tersebut. Hanya saja sering disebut Braille
Press. Mesin bisa hidup dengan tenaga listrik 110 volt yang menggerakkan
dinamo. Karena mesin terhitung sudah tua, maka untuk menjaga keawetan mesin,
Ayi selalu menyediakan stamplet dan oli.
Mesin itu dapat menghasilkan 300 lembar Alquran braille dalam waktu satu jam.
Dalam satu hari YPWG bisa mencetak hingga tiga set Alquran braille. Satu set
Alquran ini berisi sekitar 2.000 halaman.
Hasil tersebut diklaim lebih produktif daripada mesin modern dengan metode
print out. Dari kualitas pun, hasil cetak konvensional tersebut dinilai lebih
baik dari hasil cetak modern. Hanya saja, Braille Press tetap masih punya
kelemahan. Karena prosesnya masih manual dan konvensional, maka butuh waktu
lama menyusun naskah.
Dari sejarahnya, mesin cetak tersebut mulai masuk ke Indonesia pada 1952, di
Jakarta. Namun, pada saat itu belum digunakan untuk keperluan mencetak Alquran.
Baru pada 1960 mesin tersebut dikirim ke Bandung untuk mulai digunakan sebagai
alat pencetak Alquran braille. (Bkf)