Suayatno: Maghrib Mengaji Jangan Hanya Slogan

Senin, 18 Februari 2013

Wakil Bupati Bengkalis H. Suayatno Melakukan Magrib Mengaji Di kediaman beliau bersama keluarga

BENGKALIS.Program Maghrib Mengaji yang dicanangkan Pemkab Bengkalis tahun 2011 lalu diharapkan tidak hanya sebatas slogan belaka. Guna mewujudkannya Wakil Bupati Bengkalis H Suayatno menerapkannya mulai dari keluarga sendiri dan diharapkan bisa menjadi contoh keluarga lainnya.
Hampir setiap malam usai melaksanakan salat Maghrib berjamaah bersama keluarga, Wabup dan istri Fatimah Johar serta seluruh anak-anaknya dan kalangan keluarga di rumah dinasnya melaksanakan pengajian bersama. Kegiatan tersebut hampir rutin dilaksanakan dengan keluarganya,terutama sedang tidak bertugas keluar kota.
Kegiatan Maghrib Mengaji menurut Wabup harus dimulai dari dalam rumah tangga terlebih dahulu. Imbauan untuk melaksanakan gerakan tersebut tidak cukup hanya sebatas slogan atau baleho semata, tetapi harus ada action agar Budaya Maghrib mengaji betul-betul dilaksanakan  oleh umat Islam di Negeri Junjungan.
“Saya bersama istri dan anak-anak beserta keluarga sudah sejak dahulu melakukan hal seperti ini. Dari kebiasaan membudayakan Maghrib mengaji ini banyak manfaat yang dapat diambil. Diantaranya, semakin mempererat silaturahmi di dalam keluarga dan terhindar dari marabahaya,” ungkap Wabup, Sabtu (16/02).
Diakui Wabup, budaya Maghrib Mengaji sudah mulai berkurang ditengah masyarakat sejak beberapa waktu belakangan. Setiap rumah tangga muslim diharapkan mampu mengalamalkan budaya tersebut, karena memberikan manfaat serta sarana pembelajaran bagi keluarga.
Dampak globalisasi serta ancaman narkoba semakin menganggu umat manusia. Pendekatan keagamaan melalui budaya membaca Alquran setidaknya mampu menjadi solusi meminimalisir dampak-dampak negatif yang akan merusak generasi muda dari pengaruh kemajuan tekhnologi serta bahaya narkoba.
“Saya mengimbau kepada seluruh umat Islam di Kabupaten Bengkalis untuk mulai membudayakan Maghrib Mengaji dengan mengedepankan amalan Al-Qur’an. Setidaknya dengan membiasakan diri dengan membaca serta mengamalkan Al-Qur’an, akan dapat mengurangi pengaruh buruk yang datang dari berbagai penjuru,”pesan Wabup.
Budaya Maghrib Mengaji tambah Wabup,  akan terus digencarkan, tidak hanya melalui rumah tangga, melainkan juga di masjid-masjid, musala dan pesantren. Maghrib Mengaji tidak hanya diperuntukan bagi kalangan anak-anak semata, tetapi seluruh tingkatan, termasuk orang tua juga dianjurkan melaksanakannya.(bku)