Menteri Anies: Ekskul Juga Perlu Diwaspadai Ada Perpeloncoan

Ahad, 09 Agustus 2015

SEMARANG, Beritaklik.Com - Menteri Pendidikan Dasar, Menengah dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, tindak perpeloncoan yang terjadi dalam gelaran masa orientasi siswa (MOS) tidak dibenarkan dan tidak akan dibiarkan begitu saja. Anies berjanji, jika ada kegiatan MOS yang berlebihan, ia akan melanjutkan masalah itu ke ranah hukum.

"Segala pelanggaran tidak lagi akan didiamkan. Secara hukum, aturannya jelas, kita akan lakukan tindakan," kata Anies usai menghadiri Pawai Budaya Indonesia di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (7/8/2015). Anies mengatakan, perpeloncoan, pelecehan, hingga kekerasan fisik memang masih terjadi. Meski sudah dilarang keras oleh Kemendikbud, namun tetap saja kekerasan fisik pada siswa didik yang baru tetap terjadi.

"Perpeloncoan itu dilarang. Itu sudah dibuatkan aturan. Ada yang terkait dan tidak, tapi mulai tahun ini sudah tidak dibiarkan. Jika ada kekerasan akan diproses," ujar mantan rektor Universitas Paramadina itu. Masa MOS kerap kali disorot karena dijadikan ajang balas dendam antara senior dan junior. MOS pun kerap diisi dengan kegiatan perpeloncoan yang berbentuk kekerasan atau aktivitas fisik yang berlebihan. Sehingga, tidak jarang MOS itu menyebabkan korban jiwa.

Anies tak menampik bahwa aktivitas perpeloncoan dalam kegiatan MOS sudah terjadi setiap tahun. Selain dalam MOS, Anies mencurigai jika perpeloncoan juga terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Hal tersebut, ujarnya, biasanya tidak tersorot. Atas hal itulah, ia tegaskan akan meneruskan ke penegak hukum untuk diberikan sanksi. "Ada banyak orientasi ekskul yang banyak masalah. Saya minta kepada kepala dinas, kepala sekolah, ortu, jika ada aktivitas menyimpang bisa melaporkan ke Kemendikbud," tuturnya.
Sumber:Kompas.Com (Bkf).