PLTN Ditolak, RI Mau Bangun Pembangkit Listrik Thorium

Selasa, 18 Agustus 2015

JAKARTA, Beritaklik.Com - Masih banyaknya masyarakat menentang wacana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), membuat pemerintah berpikir untuk mengganti jenis pembangkit tersebut dengan thorium yang diklaim sebagai nuklir hijau.

"Sekarang ini sudah sama BATAN kerjasama buat laboratorium, bangun PLTT (Thorium)," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, Jumat (14/8/2015).

Apa itu thorium?

Berdasarkan situs Dewan Energi Nasional yang dikutip detikFinance, Thorium merupakan bahan bakar nuklir yang lebih unggul dari uranium di hampir semua aspek. Namun memang belum banyak didengar. Thorium disebut sebagai nuklir hijau.

Reaktor nuklir bertenaga thorium tidak pernah dapat meleleh. Hal ini karena thorium sedikit lebih ringan daripada uranium dan tidak fissile - artinya kita bisa menumpuknya dan tidak akan mengalami reaksi runway berantai. Sebaliknya, hanya perlu menyuntikkan energi ke dalam reaktor thorium agar menyala atau kick off.

Beberapa desain menggunakan uranium atau plutonium sebagai pemicu kick off. Desain yang lebih aman lagi menggunakan berkas partikel untuk memicu reaksi. Desain tersebut dikenal sebagai sistem accelerator-driven, reaktor menggunakan akselerator partikel untuk menghasilkan berkas proton yang ditembakkan ke thorium, menghasilkan neutron.

Thorium merupakan pilihan yang baik karena memiliki neutron-yield yang tinggi per neutron yang diserap. Jika ada masalah, kita dapat mematikan berkas, dan reaktor akan mendingin dengan sendirinya. Pelelehan dihindari dengan tidak melakukan apa-apa. Sedangkan untuk reaktor uranium, pada keadaan operasi normal, diperlukan intervensi konstan yang aktif untuk mencegah pelelehan atau meltdown.

Oleh karena thorium lebih ringan dari uranium, maka thorium menghasilkan limbah radioaktif tingkat tinggi yang lebih sedikit. Limbah ini umum dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga nuklir. Jika reaktor berbahan bakar uranium menghasilkan limbah berton-ton selama hidup reaktor, dan tetap beracun selama 10.000 tahun ke depan, maka reaktor thorium menghasilkan lebih sedikit limbah, yang tetap beracun hanya untuk sekitar 500 tahun ke depan. Jelas lebih aman dari uranium.

International Atomic Energy Agency (IAEA) memperkirakan bahwa potensi sumber daya thorium adalah antara tiga dan empat kali lebih banyak daripada potensi sumber daya uranium dan juga jauh lebih efisien dalam siklus bahan bakar - antara 100 dan 300 kali lebih efisien daripada reaktor standar light-water. (Bkf)