JAKARTA, Beritaklik.Com - Ekonomi Indonesia yang sedang kalut
mulai menyulut pada pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh beberapa perusahaan di
Tanah Air. Alasan perusahaan melakukan PHK kepada
sejumlah tenaga kerja untuk menekan biaya operasional karena perusahaan
mengalami penurunan bisnis.
"Ada potensi PHK 100.000 tenaga kerja," kata
Andi Gani Nenawea, Presiden Konfederensi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(KSPSI), kepada KONTAN, Selasa (1/9). Nah, sektor usaha yang akan menyumbang PHK
terbesar adalah sektor tekstil dan sektor komoditas seperti batubara dan migas.
Alasannya, sektor ini mengalami penurunan besar pada permintaan dan harga
barang.
Andi bilang, jumlah tenaga kerja yang terkena
PHK terus meningkat. Saat ini, sudah ada 67.000 tenaga kerja yang di PHK,
sektor tekstil penyumbang terbesar dengan angka 40.000-50.000 tenaga kerja,
kedua ada sektor komoditas."Kami akan bicara dengan Pemerintah. Jika
tidak ditangani akan semakin melebar jumlah PHK," tambahnya.
Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat
Pekerja Indonesia (KSPI) menambahkan, kondisi perlambatan ekonomi ditambah
pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi
alasan perusahaan mengurangi karyawan. "Kedepan ancaman PHK akan besar," terang
Said.
Ada tiga skema perusahaan memangkas tenaga
kerja ;
Pertama, perusahaan gulung tikar terpaksa melakukan PHK kepada semua tenaga kerja. Skema pertama ini terjadi pada industri pada karya.
Kedua, perusahaan tidak tutup namun mengurangi tenaga kerja. Ini terjadi pada sektor otomotif, komponen otomotfi, dan tekstil.
Ketiga adalah potensi PHK dengan ciri
merumahkan tenaga kerja seperti pengurangan jam kerja sehinga tidak ada
pendapatan lebih. Kondisi ini terjadi pada sektor otomotif,
baja dan elektronik.
Hanif Dhakiri, Menteri Ketenagakerjaan,
menghimbau kepada perusahaan agar tindakan PHK menjadi keputusan terakhir atas
terjadinya kelesuan ekonomi ini. Pasalnya, ada cara lain untuk menekan
efisiensi selain dari pemangkasan tenaga kerja. "Jangan sampai tindakan PHK
menjadi keputusan pertama," kata Hanif. Pemerintah mengklaim, pihaknya sedang
menyiapkan program atas terjadinya PHK ini.
Misalnya, di Kementerian Ketenegakerjaan akan
membuat program kerja padat karya dan kewirausahaan sebagai solusi dari
pelemahan ekonomi ini. Harapannya, kebijakan tersebut akan menyerap lapangan
kerja baru bagi tenaga kerja. (Bki)