Kabut Asap di Bengkalis Makin Pekat, Udara Tidak Sehat, Sekolah Diliburkan
Jumat, 11 September 2015
Siswa terpaksa diliburkan karena kabut asap makin pekat.
Siswa terpaksa diliburkan karena kabut asap makin pekat.
BENGKALIS, Beritaklik.Com - Kabupaten
Bengkalis dikepung kabut asap pekat, Jumat (11/9/2015). Bukan hanya di
darat maupun di udara, kawasan laut Kabupaten berjuluk Negeri Junjungan
ini juga diselimuti kabut asap.
Pekatnya
kabut asap yang menyelimuti perairan Bengkalis, dengan kasat mata dapat
dilihat di pelabuhan feri penyeberangan Roro Desa Air Putih, Kecamatan
Bengkalis. Sekitar pukul 09.00 WIB, jarak pandang paling jauh
diperkirakan sekitar 250 meter.
Kabut asap pekat juga menyelimuti Kota Bengkalis pada pagi hingga siang kemarin. Bahkan semakin pekat dari hari-hari sebelumnya.
Sekitar
pukul 07.00 WIB, jarak pandang di Kota Bengkalis diperkirakan hanya
sekitar 200-300 meter. Begitu juga di sejumlah kecamatan seperti Bantan,
Siak Kecil dan Bukit Batu. Menurut perkiraan, kualitas udara di seluruh
kecamatan di daerah ini saat ini berada pada level kondisi tidak sehat
lagi.
Menyikapi
kondisi ini, sesuai instruksi Pj Bupati Bengkalis, H Ahmad Syahrofie,
Dinas Pendidikan meliburkan seluruh sekolah yang ada di 8 kecamatan di
Negeri Junjungan.
Awalnya
Disdik hanya meliburkan sekolah di 2 kecamatan, yakni Bantan dan
Bengkalis. Namun melihat kondisi di kecamatan lain juga parah, akhirnya 4
kecamatan lainnya juga diliburkan.
''Tadi
pagi kami menginstruksikan untuk meliburkan sekolah di dua kecamatan
(Bantan dan Bengkalis). Sekitar pukul 10.00 WIB, setelah mendapat
laporan dari UPT dan sekolah dari kecamatan Bukit Batu, Siak Kecil,
Rupat dan Rupat Utara, kami langsung mengambil langkah cepat untuk meliburkan
seluruh sekolah yang ada," ungkap Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Bengkalis, Heri Indra Putra, kepada wartawan, Jumat (11/9/2015).
Dikatakan
Heri Indra Putra, khusus untuk Kecamatan Rupat, ada beberapa sekolah
tidak diliburkan pada Jumat, karena ada kunjungan assesor dari Badan
Akreditasi Sekolah dan Madrasah, Provinsi Riau. "Tentu untuk sekolah
yang hari ini mendapat kunjungan dari Tim Assesor, tentu tidak bisa
diliburkan. Karena tim akan melakukan penilaian terkait akreditasi,"
ujarnya.
Keputusan
meliburkan sekolah ini tidak jauh berbeda dengan keputusan di Kecamatan
Bengkalis dan Bantan. Untuk Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar sampai
Sabtu (12/9/2015). Sedangkan untuk pelajar tingkat
SLTP dan SLTA, sifatnya situasional artinya melihat kondisi di
lapangan. Jika sampai pada Sabtu kondisi asap masih tebal dan berbahaya
maka tetap diliburkan. Tapi jika kondisi asap pada hari Sabtu sudah
hilang, maka anak-anak harus ke sekolah.
"Seperti
diintruksikan oleh Bapak PJ Bupati Bengkalis, kita diminta untuk terus
memantau dan berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama dalam
memantau perkembngan kabut asap. Jika kondisi asap ini masih parah
sampai besok pagi, tentu untuk SLTP dan SLTA harus tetap diliburkan,"
ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bengkalis.
Kemudian
terkait dengan kondisi udara di Kecamatan Mandau dan Pinggir,
diungkapkan Heri Indra Putra, berdasarkan laporan UPTD Pendidikan dan
sekolah, bahwa kondisi di dua kecamatan yang sebelumnya sempat mengalami
kabut asap parah, kini kondisinya sudah cerah. Namun jika sewaktu-waktu
kondisi udara di Kecamatan Mandau dan Pinggir berjerebu, tentu seluruh
sekolah harus diliburkan.
Sementara
Pj Bupati Bengkalis, Ahmad Syah Harrofie minta untuk kepada pihak
terkait untuk terus memantau dan terus memberikan informasi tentang
kondisi kabut asap di Kabupaten Bengkalis. Langkah ini penting, karena
informasi tersebut sangat dibutuhkan bagi masyarakat terutama sektor
kesehatan, pendidikan maupun sekror transportasi laut. "Informasi dari Badan Lingkungan Hidup dan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika sangat dibutuhkan," ujar Ahmad.
Ahmad
Syah Harrofie juga meminta kepada warga, jika tidak ada hal-hal
mendesak agar tidak tidak beraktifitas di luar rumah. Terlebih bagi
anak-anak usia balita maupun sekolah, agar tetap berada di dalam rumah.
Karena hakekat dari meliburkan sekolah, tujuannya agar anak-anak tidak
beraktivitas di luar rumah. "Masalah ini perlu kami ingatkan, karena
kabut asap ini memberikan dampak negatif bagi kesehatan, seperti
gangguan pernapasan maupun ISPA," ungkapnya. (Bku)