Hary Tanoe Deklarasikan Perindo

Ahad, 24 Februari 2013

Hary Tanoesoedibjo (Ist)

Jakarta.Setelah keluar dari Partai Nasional Demokrat, dan masuk Partai Hanura,  Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo, secara resmi mendeklarasikan organisasi masyarakat yang ia beri nama Persatuan Indonesia (Perindo). Dalam acara deklarasi Perindo, Hary menegaskan ormas yang ia dirikan bebas dari kepentingan politik. Visi misi Perindo, fokus di bidang sosial kemasyarakatan.

Namun, Hary menegaskan, Perindo tak ada kaitannya dengan posisi dia di Partai Hanura, perahu politiknya yang baru. Perindo sebagai ormas akan menekankan fungsi sosialnya pada masyarakat bawah.

"Belum lama ini saya bergabung dengan Partai Hanura, saya harus dengan jelas menyampaikan kepada semua. Tentunya berbeda antara Perindo dan Hanura," tegas Hary, di Istora Senayan, di Jakarta, Minggu (24/2).

Hadir dalam acar deklarasi, Ketua Umum Hanura Wiranto, Din Syamsuddin, Yusril Ihza Mahendra, Agum Gumelar, Adyaksa Dault, Yorris Raweyai, Romli Atmasasmita, Syarifudin Sudding, , Raja Sapta Oktohari, Andre Hehanusa, Katon Bagaskara dan ratusan mantan Ketua DPW NasDem se-Indonesia.

“Tapi bisa saja dalam kegiatannya Perindo melakukan kerja sama dengan partai Hanura, asal tujuan dan aktivitasnya sama,” katanya.

Perindo, lanjutnya, akan dikawal dalam melaksanakan program kerjanya ke depan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa visi dan misi Perindo tidak mengalami perubahan ditengah jalan sebagaimana ormas lain.

“Banyak organisasi dibentuk dengan tujuan mulia tapi banyak ketika organisasi itu tumbuh jadi menyimpang dari visi sebelumnya,” sindirnya. 

Disampaikan juga bahwa didirikannya Perindo sebagai bentuk atau tindakan nyata dari permasalahan struktural bangsa Indonesia selama ini. Generasi muda sudah seharusnya melakukan hal demikian daripada terus-terusan melancarkan kritik tanpa memberikan solusi kongkrit yang membangun.

Sementara itu mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yusril Ihza Mahendra mengakui bahwa dirinya termasuk salah satu dari 147 inisiator berdirinya Perindo. Namun ia menekankan bahwa posisinya dalam hal ini lebih bersifat pribadi, seperti halnya mereka yang bergabung ke Perindo dari berbagai parpol.

“Partai mana saja bisa bergabung (Perindo),” ucap dia.

Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menambahkan, nama Perindo yang digagas Hary sangat bagus. Karena permasalahan bangsa yang kini tengah dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah persatuan. Sebagai pimpinan organisasi besar Muhammadiyah, ia melihat kelahiran Perindo adalah mitra yang strategis. Disinggung kemungkinan Perindo melakukan afiliasi politik, Din menilai hal itu bisa saja terjadi. Karena bagaimanapun keberadaan ormas tidak bisa dilepaskan dari implikasi politik.

“Bahkan menjadi parpol, itu tidaklah masalah,” kata Din.(bk.1)