Jalan Rusak Parah Warga Desa Rantau Benuang Sakti Keluar Lewat Jalur Sungai

Ahad, 14 Februari 2016

Pasir Pengaraian, Beritaklik.Com - Ruas jalan menuju ke Desa Rantau Benuang Sakti (RBS), kecamatan Kepenuhan kondisinya sudah memprihatinkan sekali, Karena, jalan yang diperkirakan sepanjang 9 km dan sudah rusak sejak lama, kini tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua dan empat.

Bukan hanya kendaraan yang tidak bisa melintas, diakui sejumlah warga Desa RBS, perekonomian masyarakat juga terganggu karena sulit untuk mengeluarkan hasil perkebunan mereka. Apalagi, jalan tersebut satu-satunya akses untuk menuju ke Desa RBS dan dari RBS ke ibukota serta desa lainnya di Kecamatan Kepenuhan.

Diakui seorang warga Desa RBS, Fitrah Jumat (12/2/2016) sore, kondisi jalan menuju ke desa mereka kini bagaikan kubangan kerbau. Bahkan jalan rusak sudah lama terjadi, namun belum ada perbaikan dari pemkab Rohul dan dinas terkait.

"Jalan menuju Desa RBS tidak lagi bisa kami tempuh, keculai berjalan kaki. Kalaupun menggunakan roda dua lebih banyak jatuhnya dari pada di atas sepeda motor. Apa dengan kini tingginya curah hujan membuat semakin tidak bisa dilewati. Kami minta ke Pemkab Rohul segera memperibaiki jalan menuju desa kami, sehingga saat hujan tidak lagi rusak," harap Fitrah.

Badan jalan sepanjang 9 km yang rusak, dari Desa RBS ke Desa Ulak Patian. Bahkan kini kondisi jalan tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat, sedangkan bila tetap gunakan roda juga sangat sulit tempuh.

"Kerusakan jalan sudah berlangsung lama, namun sampai kini belum ada perbaikan dari Pemerintah kecamatan maupun Pemkab Rohul, sehingga kondisi jalan yang bagaikan kubangan kebau kini bertambah parah serta berlubang dengan kedalaman capai 30 sampai 60 cm. Padahal jalan tersebut satu-satunya akses jalan yang harus dilewati masyarakat hingga," ucap Fitrah.

Ditambahkannya lagi, bila curah hujan tinggi, air akan menggenangai badan jalan mencapai ketinggian 60 cm hingga 1 meter, dan jalan menuju Desa RBS tidak bisa lewat darat namun warga harus menempuh jalur sungai dengan perahu yang akan keluarkan biaya besar capai Rp250 ribu sekali tempuh.

"Jalan ke Desa RBS dengan menggunakan kendaraan roda dua ditempuh hanya dalam waktu 30 menit saja, namun bila melalui jalur sungai maka jarak tempunya bisa capai 2 hingga 3 jam," ungkap Edi warga lainnya.

Diakui warga lain, Andi yang juga sebagai petani di Desa RBS, dirinya kewalahan saat menempuh jalan rusak menuju desa mereka. Bahkan sampai saat ini, utuk membawa hasil pertanian keluar desa mereka harus keluarkan biaya besar karena harus melalui jalur sungai.

"Apalagi saat ini kondisi ekonomi masyarakat Desa RBS kian memburuk, itu akibat semakin sulitnya membawa hasil pertanian dan perkebunan keluar dari desa kami. Bila bisa, namun biayanya mahal dan tidak seimbang dengan hasil pertanian yang akan dijual keluar desa kami," tegas Andi dengan nada menghibah. (Bkm)