Pasir Pengaraian, Beritaklik.Com - Ruas jalan menuju ke Desa
Rantau Benuang Sakti (RBS), kecamatan Kepenuhan kondisinya sudah memprihatinkan
sekali, Karena, jalan yang diperkirakan sepanjang 9 km dan sudah rusak sejak
lama, kini tidak bisa dilalui kendaraan baik roda dua dan empat.
Bukan hanya kendaraan yang tidak bisa melintas, diakui sejumlah warga Desa RBS,
perekonomian masyarakat juga terganggu karena sulit untuk mengeluarkan hasil
perkebunan mereka. Apalagi, jalan tersebut satu-satunya akses untuk menuju ke
Desa RBS dan dari RBS ke ibukota serta desa lainnya di Kecamatan Kepenuhan.
Diakui seorang warga Desa RBS, Fitrah Jumat (12/2/2016) sore, kondisi jalan
menuju ke desa mereka kini bagaikan kubangan kerbau. Bahkan jalan rusak sudah
lama terjadi, namun belum ada perbaikan dari pemkab Rohul dan dinas terkait.
"Jalan menuju Desa RBS tidak lagi bisa kami tempuh, keculai berjalan kaki.
Kalaupun menggunakan roda dua lebih banyak jatuhnya dari pada di atas sepeda
motor. Apa dengan kini tingginya curah hujan membuat semakin tidak bisa
dilewati. Kami minta ke Pemkab Rohul segera memperibaiki jalan menuju desa
kami, sehingga saat hujan tidak lagi rusak," harap Fitrah.
Badan jalan sepanjang 9 km yang rusak, dari Desa RBS ke Desa Ulak Patian.
Bahkan kini kondisi jalan tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat,
sedangkan bila tetap gunakan roda juga sangat sulit tempuh.
"Kerusakan jalan sudah berlangsung lama, namun sampai kini belum ada perbaikan
dari Pemerintah kecamatan maupun Pemkab Rohul, sehingga kondisi jalan yang
bagaikan kubangan kebau kini bertambah parah serta berlubang dengan kedalaman
capai 30 sampai 60 cm. Padahal jalan tersebut satu-satunya akses jalan yang
harus dilewati masyarakat hingga," ucap Fitrah.
Ditambahkannya lagi, bila curah hujan tinggi, air akan menggenangai badan jalan
mencapai ketinggian 60 cm hingga 1 meter, dan jalan menuju Desa RBS tidak bisa
lewat darat namun warga harus menempuh jalur sungai dengan perahu yang akan
keluarkan biaya besar capai Rp250 ribu sekali tempuh.
"Jalan ke Desa RBS dengan menggunakan kendaraan roda dua ditempuh hanya dalam
waktu 30 menit saja, namun bila melalui jalur sungai maka jarak tempunya bisa
capai 2 hingga 3 jam," ungkap Edi warga lainnya.
Diakui warga lain, Andi yang juga sebagai petani di Desa RBS, dirinya kewalahan
saat menempuh jalan rusak menuju desa mereka. Bahkan sampai saat ini, utuk
membawa hasil pertanian keluar desa mereka harus keluarkan biaya besar karena
harus melalui jalur sungai.
"Apalagi saat ini kondisi ekonomi masyarakat Desa RBS kian memburuk, itu akibat
semakin sulitnya membawa hasil pertanian dan perkebunan keluar dari desa kami.
Bila bisa, namun biayanya mahal dan tidak seimbang dengan hasil pertanian yang
akan dijual keluar desa kami," tegas Andi dengan nada menghibah. (Bkm)