Para peneliti dari Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland menemukan
bahwa sering mengonsumsi obat untuk mengatur asam lambung justru akan
meningkatkan risiko penyakit ginjal nantinya, dibanding bila tidak
mengonsumsinya. Penelitian ini dipublikasikan di JAMA Internal Medicine.
Perlu dicatat bahwa penelitian yang menemukan hubungan belum tentu berarti menyebabkan
secara langsung. Dibutuhkan penelitian yang lebih dalam untuk menentukan apakah
ada sebab langsung dari obat atau efek samping dari perilaku lain. Atau bisa
jadi orang-orang yang harus mengonsumsi obat ini justru berisiko terkena
penyakit ginjal dari awal.
Para peneliti menganalisis data dari 10.482 partisipan dari penelitian
Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC) yang diikuti dengan median hampir 14
tahun. Mereka kemudian mereplikasi hasilnya menjadi cohort yang lebih besar
dengan 248.751 partisipan yang diteliti dengan median 6 tahun, dimana
partisipan ini merupakan bagian dari Geisinger Health System di Pennsylvania.
Orang-orang yang sering mengonsumsi obat seperti ini lebih mungkin memiliki
masa indeks tubuh serta cenderung mengonsumsi aspirin, statin, atau obat untuk
mengatur tekanan darah tinggi.
Mereka menemukan bahwa lebih banyak pengonsumsi obat untuk penyakit lambung
yang terkena penyakit ginjal kronis dibanding orang-orang yang tidak
mengonsumsi obat ini pada grup ARIC. Ketika analisis ini dilakukan pada grup
Geisinger, hasilnya juga konsisten.
Yang pasti, para peneliti memiliki basis untuk
memulai penelitian yang lebih detail, terutama untuk mencari penyebabnya. (Bki)