Bagian dari bendungan Mosul pada 3 Februari 2016. (Foto: Reuters)
MOSUL
, Beritaklik.Com - Pemerintah Irak dan Kedutaan Besar Amerika Serikat
(AS) di Baghdad telah mengumumkan peringatan penting akan kemungkinan runtuhnya
bendungan Mosul yang mengakibatkan banjir bandang setinggi 20 meter di jalur
sepanjang Sungai Tigris yang membahayakan jutaan jiwa.
Perdana Menteri Irak Haider al Abadi mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam,
(28/2) mendesak warga Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang berjarak sekira
40 kilometer sebelah selatan bendungan untuk pindah setidaknya sejauh 5
kilometer dari sungai. Peringatan ini sekaligus menunjukkan perubahan sikap
Baghdad yang selama bertahun-tahun mengabaikan ancaman keruntuhan bendungan.
Kedutaan Besar AS di Irak juga mengeluarkan peringatan senada, mengimbau warga
untuk melakukan evakuasi dari jalur banjir Tigris. Peringatan itu menegaskan
bahwa bahaya runtuhnya dam sebagai sesuatu yang serius dan belum pernah terjadi
sebelumnya.
Kota-kota lain seperti Tikrit, Samarra, dan Baghdad juga berada di jalur yang
berpotensi dilalui banjir bandang. Demikian dilaporkan The Guardian,
Selasa (1/3/2016).
Bendungan Mosul adalah bendungan terbesar di Irak yang dibangun pada masa
pemerintahan Saddam Hussein di 1980-an. Sejak mulai dibangun, para ahli geologi
telah memperingatkan bahwa bendungan memiliki masalah struktural karena
dibangun di atas bebatuan yang lemah, dan larut dalam air seperti gipsmu dan
anhydrite, namun Pemerintah Irak saat itu tidak memedulikannya dan melanjutkan
pembangunan.
Sebuah laporan yang dibuat ahli geologi dari Irak dan Swedia tahun lalu
menyebut bendungan Mosul sebagai bendungan paling berbahaya di dunia. Mereka
mengatakan tidak mengerti bagaimana bangunan itu bisa dibuat dan pembangunan
bendungan itu merupakan sebuah "misteri" dari sisi geologi.
"Semua penelitian menunjukkan kekhawatiran yang jelas akan begitu luasnya
formasi batuan yang terlarut air yang dapat merusak keamanan sebuah bendungan
tinggi dengan simpanan air yang besar seperti bendungan Mosul," demikian
tertulis dalam laporan tersebut.
Sebenarnya, Februari lalu Pemerintah Irak telah memberikan kontrak dengan
perusahaan Italia, Trevi untuk memperbaiki dan merawat bendungan tersebut,
namun membutuhkan waktu hingga beberapa pekan ke depan sampai kontrak tersebut
ditandatangani.
Sebuah model memperkirakan bendungan Mosul dapat memuntahkan air setinggi 21
meter dalam beberapa jam setelah jebol. Kota-kota di sepanjang aliran Sungai
Tikrit dapat diserbu banjir dalam waktu 24 sampai 72 jam setelah jobolnya
bendungan.
Sumber : okezone.com (Bki)