Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Sumbar Kuartal I 2016 Tak Sampai 5,7%

Jumat, 04 Maret 2016

PADANG, Beritaklik.Com - Bank Indonesia memperkirakan laju ekonomi Sumatra Barat di kuartal pertama tahun ini masih mengalami perlambatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.


Hal itu mengingat belum optimalnya realisasi belanja pemerintah dan investasi. Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Puji Atmoko menyebutkan, laju perekonian Sumbar di kuartal pertama 2016 berada di kisaran 5,2% hingga 5,6%.

"Diawal tahun ini masih melambat. Perkiraan kami di triwulan pertama tumbuh di kisaran 5,2% hingga 5,6%," katanya, belum lama ini. Menurutnya, perkiraan itu berasal dari melambatnya kinerja ekspor, belanja pemerintah yang belum optimal di awal tahun, dan realisasi investasi.

Dari sisi penawaran, perlambatan dipengaruhi belum maksimalnya sektor pertanian, perdagangan dan konstruksi. Secara keseluruhan, BI memprediksi perekonomian Sumbar di tahun ini tumbuh di kisaran 5,4% hingga 5,8%, atau lebih baik dari tahun lalu yang hanya tumbuh 5,41%.

Perkiraan itu mengacu proyeksi meningkatnya permintaan ekspor, peningkatan kinerja industri pengolahan dan perdagangan, termasuk proyeksi inflasi yang cukup terkendali di kisaran 5,1% sampai 5,5%.

Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno meyakini laju pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini bakal lebih baik dari tahun sebelumnya yang mengalami tekanan akibat pelemahan ekonomi global dan penurunan harga komoditas, sehingga mempengaruhi daya beli.

"Kami optimistis tahun ini lebih baik, terutama karena kebijakan pemulihan ekonomi dan serapan belanja pemerintah yang lebih cepat".

Dia menyebutkan, pemerintah setempat memprioriaskan gerakan pensejahteraan masyarakat di tiga ruang lingkup kerja sebagai upaya mengejar pertumbuhan ekonomi dan pemerataannya. Gerakan itu meliputi pensejahteraan masyarakat petani, termasuk peternak, penyejahteraan masyarakat pesisir, terutama nelayan dan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Apalagi, sebagian besar masyarakat Sumbar bergerak di sektor UMKM atau pedagang, petani dan nelayan. Bahkan, sektor UMKM dan pertanian berkontribusi lebih dari 60% terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Sumbar.

Irwan juga mendorong akses keuangan melalui perbankan dan sumber-sumber pendanaan lainnya untuk memperkuat permodalan UMKM di daerah itu, baik dari sektor perdagangan maupun pertanian. (Bki)