Bupati Bengkalis, Amril Mukminin menitiskan vaksin polio pada balita di Desa Serai Wangi, Kecamatan Pinggir.
"Jangan sampai ada balita yang terlewatkan,
kami minta kepada semua pihak untuk berperan aktif menyukseskan Pekan Imunisasi
Nasional (PIN) Polio tahun 2016. Karena apabila ada anak yang terlewatkan, maka
resiko terkena virus polio makin besar, "ungkap Amril Mukminin saat meresmikan
pencananan PIN Polio tahun 2016 tingkat Kabupaten Bengkalis di Desa Serai
Wangi, Kecamatan Pinggir, Selasa (8/3/2016).
Hadir dalam
pencanangan PIN Polio 2016, Sekretaris Daerah Burhanudin, Anggota
DPRD Bengkalis, kepala SKPD, Camat Pinggir Nazly dan unsur upika Pinggir, serta
kepala UPTD, kepala desa dan tokoh masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung dari 8 hingga 15 Maret 2016 ini, bertujuan untuk mengurangi risiko penularan dan perlindungan
anak kita dari penyakit polio. Pemberian
imunisasi polio, berarti berusaha mencegah cacat kelumpuhan akibat polio pada
buah hati kesayangan.
Pelaksanaan PIN Polio,
sudah dilaksanakan sejak tahun 1995, 1996 dan 1997. Hasilnya sejak tahun itu,
tidak ditemukan kasus polio asli Indoensia, namun
pada tahun 2005 ditemukan kasus polio importasi pertama dari negara lain, maka PIN Polio kembali dilaksanakan pada tahun 2005 dan 2006.
"Meskipun sejak tahun 2006, kasus polio tidak diketemukan lagi di negara
kita, namun berdasarkan hasil analisa para ahli, Indonesia masih berisiko tinggi penularan virus polio dari negara lain. Atas dasar itu, negara kita direkomendasikan untuk melaksanakan PIN Polio tahun 2016, tepatnya dimulai pada
hari ini," ujar Amril.
Selama
rentang waktu sepekan ini, Bupati Bengkalis Amril Mukminin menghimbau warga yang mempunyai anak usia 0 sampai 59 bulan, agar membawa anaknya ke
pos pelayanan imunisasi terdekat. "Kami tekankan
kepada petugas di lapangan, agar cakupan imunisasi polio pada pelaksanaan PIN Polio 2016 mencapai
100 persen dari jumlah sasaran," tandas Amril
Mukminin.
Untuk mencapai sasaran cakupan imunisasi polio, Amril mengintruksikan seluruh elemen di daerah
ini, mulai dari Ketua RT, Ketua RW, kepala dusun, kepala desa/lurah, tokoh
masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan di lapangan, Polindes, Puskesdes,
Puskesmas dan pegawai RSUD untuk lebih gencar mengajak warga yang memiliki anak
untuk datang ke Pos PIN. Jika masih ada anak yang terlewatkan, maka petugas harus pro aktif jembut
pola ke rumah.(Bku)