2.500 Ternak Jadi Target Vaksinasi Rabies

Jumat, 22 Maret 2013

Aktifitas vaksinasi ternak. (ist)

BENGKALIS–Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Pertanian dan Peternakan akan melanjutkan program eliminasi rabies tahun ini. Diperkirakan sekitar 2.500-an ternak pembawa virus rabies seperti anjing akan jadi sasaran vaksinasi.

“Kabupaten Bengkalis masih diklaim sebagai daerah endemis terhadap penyakit rabies. Program eliminasi dan vaksinasi hewan-hewan pembawa virus rabies tetap dilanjutkan pada tahun ini,” ujar Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Distanak Bengkalis, Moh Bero, Jumat (22/3).

Tahun ini Distanak mentargetkan sekitar 500-an hewan liar akan dieliminasi. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat bila dibandingkan dengan tahun lalu dengan pertimbangan tahun ini operasi eliminasi akan dilaksanakan sebanyak dua kali. Sementara pada tahun 2012 dengan keterbatasan anggaran operasi eliminasi hanya dilakukan satu kali.

“Target jumlah eliminasi ini kita tingkatkan karena mengacu dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya jumlah hewan liar terus bertambah secara signifikan. Hal ini barangkali karena laju perkembangbiakan hewan liar khususnya anjing cukup tinggi,” ujar Bero.

Untuk vaksinasi pihaknya menargetkan sebanyak 2.000-an hewan peliharaan akan divaksinasi. Target ini sebagian besar difokuskan untuk hewan-hewan peliharaan yang berada di Mandau dan Pinggir karena memang di dua kecamatan tersebut jumlah hewan peliharaan anjing cukup dominan. “Pada tahun 2012 lalu 2.150 hewan peliharaan telah kita vaksinasi. Namun, karena masa vaksinasi ini hanya setahun, maka setiap tahun hewan-hewan ini harus divaksinasi,” ujarnya.

Ditanya kemungkinan munculnya kasus gigitan anjing, Bero mengatakan bisa saja terjadi selagi masih ada anjing liar yang berkeliaran. Pihaknya berharap hal tersebut tidak terjadi. Untuk itu, perlu kerja sama dan partisipasi dari masyarakat dalam mengoptimalkana proses eliminasi.

“Harapan kita tentu jangan sampai terjadi, karena mana ada manusia yang mau digigit anjing. Kita mengharapkan kerja sama dari seluruh masyarakat agar segera melaporkan kalau ada hewan-hewan liar yang berkeliaran,” ujar Bero.

Tahun lalu terjadi 8 kasus gigitan anjing di dua tempat berbeda. Tiga kasus terjadi di sekitar Sungai Liong, Kecamatan Bantan. Sementara 5 kasus lainnya terjadi di Desa Pambang.

Penyakit rabies atau anjing gila sampai saat ini masih merupakan satu penyakit zoonosis yang penting dan mendapatkan prioritas utama dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.

“Sangat diperlukan keseriusan dan kerjasama serta koordinasi yang baik dan signifikan antara instansi terkait untuk mencapai kabupaten Bengkalis bebas rabies serta mendukung Sumatera Bebas Rabies 2015,” tutupnya. (bku)