Tinjau Ulang Rencana Pemkab Memindahkan SMK 1

Sabtu, 11 Mei 2013

BENGKALIS.Pemerintah Kabupaten Bengkalis diminta meninjau ulang rencana pemindahan SMK1 Desa Meskom  ke kota Bengkalis atau digabungkan. Kebijakan tersebut dinilai bertolak belakang dengan visi Bupati menjadikan Bengkalis sebagai Kota Pendidikan.
“Saya kira, dengan dilandasi semangat Bengkalis sebagai Kota Pendidikan, maka tidak ada persoalan dimanapun suatu lembaga pendidikan itu berada, termasuk SMK 1 Desa Meskom. Jadi untuk apa dipindah,” ujar. anggota DPRD Bengkalis, Salfian Daliandi kepada wartawan, Kamis (9/5). 
Dirinya sudah bertemu langsung dengan tokoh masyarakat di Desa Meskom dan sebagian besar mereka memang sangat keberatan. Wajar saja hal itu terjadi karena baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kebijakan tersebut menurut dirinya dinilai kurang tepat. Dalam jangka pendek, kalau sekolah itu dipindahkan maka akan menyulitkan para siswa yang akan belajar karena sebagian besar mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Padahal keberadaan sekolah tersebut sudah membangkitkan motivasi dari masyarakat Desa Meskom untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sana.
Untuk jangka panjang, keberadaan sekolah itu sebenarnya bisa merubah wajah Desa Meskom seperti halnya Desa Sungai Alam yang saat ini berdiri megah Politeknik Bengkalis. Artinya, perkembangan sarana dan prasana serta infrastruktur untuk mendukung keberadaan SMK 1 secara perlahan bisa diarahkan ke Desa Meskom sehingga pembangunan tidak hanya terpusat di perkotaan.
“Ini sejalan pula dengan visi Bupati yang akan menjadikan Bengkalis sebagai kota pendidikan. Bengkalis bukan hanya Kota Bengkalis dan sekitarnya, termasuk Meskom juga merupakan bagian dari Bengkalis. Semakin menyebar lembaga-lembaga pendidikan di Kabupaten ini, maka akan makin mempermudah untuk terwujudnya Bengkalis sebagai Kota Pendidikan,” papar Salfian.
Keterbatasan sarana dan prasarana seperti akses internet, menurut Salfian di era IT seperti sekarang ini hanyalah masalah sepele. Di Rupat saja yang jauh dari ibukota kabupaten masyarakat bisa akses internet, apalagi di Meskom yang hanya berjarak beberapa kilometer saja dari ibukota kabupaten. “Kalau Dinas Pendidikan memiliki program e-learning, proses belajar mengajar melalui fasilitas internet di Rupat sana, kenapa untuk di Meskom saja tidak bisa diadakan fasilitas untuk internet,” ujar Salfian.
Kalau ingin membangun lembaga pendidikan baru, Salfian lebih menyarakan agar Pemkab membangun di lokasi baru, bukan memindahkan sekolah yang sudah ada. Lagipun untuk membangun lembaga pendidikan baru selevel akademi atau universitas butuh waktu panjang dan terbentur dengan moratorium penghentian sementara izin lembaga pendidikan baru.
Sebelumnya puluhan tokoh masyarakat dan perangkat pemerintah desa Meskom, Selasa (7/5) mendatangi SMK 01 desa Meskom Kecamatan Bengkalis. Mereka menolak rencana pemindahan sekolah tersebut ke kota Bengkalis dan digabung bersama SMK Awang Mahmuda.
Alasan penolakan yang disampaikan sejumlah warga tersebut, seperti soal perkembangan desa mereka, sebagian pelajar adalah anak-anak keluarga kurang mampu sehingga untuk pergi ke kota Bengakalis mereka terpaksa menyiapkan kendaaan roda dua dan berbagai alasan lainnya.
“Alih-alih kami mendengar kabar seperti ini, sedari awal sejak rencana ini dimunculkan kami tak pernah diajak berunding, ketika sudah hamir final bar kami dapat kabar. Mestinya kami sebagai warga dan walimurid kan diajak berunding dulu bagaimana sebaiknya,” ujar Nizam salah seorang anggota BPD Meskom.
Sebagai desa yang berada di ujung pulau Bengkalis, keberadaan SMK 1 di desa tersebut menjadi kebanggaan tersendiri. Bukti dukungan dan sukacitanya masyarakat, mereka menghibahkan tanah yang cukup luas untuk pembangunan SMK tersebut.(bku)