Anggota Batalyon Paskhas Asal Bengkalis Gugur dalam Ekspedisi NKRI

Kamis, 04 April 2013

Prosesi pemakaman jenazah Pratu Zulfiqri Arnizam. (bku)

BENGKALIS-Salah seorang putra terbaik Desa Sungai Alam Bengkalis, ini gugur dalam melaksanakan tugas Ekspedisi NKRI 2013 di Sulawesi, Senin (1/4) lalu.

Isak tangis keluarga yang tak hentinya sejak mengetahui pria lajang kelahiran1 Juli 1989 ini gugur dalam tugas, makin pecah saat jenazah tiba di rumah duka di Desa Sungai Alam, Kamis (4/4) subuh. Nursiyah ibu almarhum,  guru di SMPN 3 Bengkalis ini berulang kali jatuh pingsan. Ribuan pelayat memenuhi rumah duka. Almarhum semasa hidupnya memang dikenal banyak teman dan tak banyak kesah. Ia juga sangat dikenal suka menolong teman dan rajin beribdaah. Bahkan almarhum yang berencana menikah tahun ini, seorang hafiz sebagaimana juga saudara kembarnya.

Ribuan masyarakat Bengkalis mengantarkan jenazah almarhum Pratu Zulfiqri Arnizam, anggota Batalyon 463 Paskhas TNI AU ke peristirahatan terakhir di Makam Pahlawan Kesuma Bangsa Bengkalis, Kamis (4/4).

Tepat pukul 12.30 wib upacara pemakaman dilakukan secara militer dengan inspektur upacara Lettu Pasukan Agus Triono dari Batalyon 462 Paskhas Pekanbaru. Ribuan masyarakat memadati TMP untuk menyaksikan prosesi pemakaman.Ibu dan ayah almarhum serta suadara kembar dan adik almarhum tampak sudah mulai tegar dan ikhlas. Hanya tunangan almarhum yang masih nampak lunglai menyaksikan pemakaman.

Wawan salah seorang teman almarhum yang ditemui di TMP menuturkan, almarhum anak yang baik dan memang sejak kecil bercita-cita menjadi angkatan. Sulung dari 3 bersaudara itu rajin ibadah dan paling baik sama teman.

"Hampir dua tahun ini almarhum tak balik ke Bengkalis. Saya terakhir bertemu almarhum Lebaran 2011. Sekarang dia dah balik, tapi dalam keadaan tak bernyawa," kenang Wawan sedih.
Nizam ayah almarhum yang terlihat sangat tabah menyaksikan pemakaman anaknya, mengakui jika almarhum anak yang penurut sama orangtua dan paling tak banyak kesah . Ia tak menyangka sama sekali jika putra sulungmya itu gugur dalam tugas saat almarhum belum lama menjadi angkatan sebagaimana dicita-citakan sejak kecil.

"Cita-citanya hanya satu ingin menjadi angkatan. Tanggal lahirnya sama dengan  lahirnya TNI. Alhamdulillah  setelah tamat  MAN tahun 2009, anak saya berhasil meraih cita-citanya. Allah rupanya lebih sayang sama anak saya. Ia gugur dalam tugas pada tahun ketiga ia menjadi angkatan," cerita Nizam.

Paman almarhum, Amir Hamzah menceritakan jika dua minggu sebelum musibah yang merenggut nyawa Zulfiqri, saudara kembar almarhum mimpi giginya patah. Ibu almarhum pun selalu resah memikirkan anaknya yang bertugas masuk dalam Tim Ekspedisi NKRI di Sulawesi.

"Kakak saya (ibu almarhum-red) selalu telepon saya tentang keresahannya memikirkan Zulfiqri, saya selalu tenangkan ia kalau selama  Zulfiqri masih bisa menelpon itu tandanya dia sehat saja dan berada di wilayah yang  tak terisolir karena masih ada sinyal untuk menelpon. Sepertinya keresahan kakak saya  serta mimpi saudara kembar almarhun sebagai pertanda ponakan saya pergi untuk selamanya," ujar perwira polisi yang bertugas di Polresta Barelang ini.

Dua hari sebelum musibah yang merenggut nyawa Zulfiqri, cerita Amir, almarhum sempat menelpon ibunya memberitahu jika ia kehabisan air dan makanan dalam Ekspedisi tersebut.

Itulah telepon terakhir yamg diterima keluarga. Dua hari setelah itu, tepatnya Senin (1/4) komandan Zulfiqri memberitahu pihak keluarga jika ia gugur dalam tugas Ekspedisi NKRI 2013 di Sulawesi bersama satu rekannya. (bku)