Masyarakat Keberatan Penambangan Pasir Skala Besar di Rupat Utara

Sabtu, 18 Mei 2013

BENGKALIS.Masyarakat Kecamatan Rupat Utar merasa keberatan dengan rencana penambangan pasir oleh pengusaha berduit di wilayah mereka. Mereka khawatir penambangan dalam skala besar ini akan merusak ekosistem, dalam jangka panjang akan mengurangi populasi ikan.

“Rekomendasi dari propinsi sudah keluar karena wilayah penambangan 6 mil dari bibir pantai. Anehnya, rekomendasi dari Pemkab Bengkalis belum ada selaku yang punya wilayah. Masyarakat juga merasa keberatan kalau sampai Pemkab Bengkalis mengeluarkan rekom,” ujar Camat Rupat Utara, Azman, Minggu (12/5).

Diakui Azman, memang biasanya usaha penambangan pasir dalam skala besar dilengkapi dengan kajian analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal). Tetapi saja usaha tersebut akan memberikan dampak negatif terhadap ekosistem laut. Sementara mayoritas masyarakat Rupat Utara berprofesi sebagai nelayan. Kalau ekosistem rusak, dikhawatirkan akan mengurangi hasil tangkapan.

 “Kalau ini terjadi maka akan mengancam mata pencaharian sebagian besar masyarakat Rupat Utar. Jika rekomendasi tetap dikeluarkan, secara legal formal penambangan pasir sudah bisa dilakukan oleh pihak perusahaan. Tapi paling tidak harus ada kompensasi bagi masyarakat dan itu sudah disampaikan ke kita selaku pemerintah kecamatan,” ujarnya.

Bagaimana dengan penambangan pasir secara tradisional? Azman mengatakan di Rupat Utara penambangan pasir secara tradisional hanya dilakukan dalam skala kecil dan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Kondisinya berbeda dengan penambangan pasir secara tradisional yang dilakukan di Sungai Injab, Kecamatan Rupat dimana hasil penambangannya dijual keluar Rupat.

 “Kalau di Rupat Utara tak banyak penambangan pasir secara tradisional ini. Mereka bekerja hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan lokal saja, tidak dijual keluar. Kalau ada proyek di Rupat Utara misalnya, baru mereka menambang pasir,” kata Azman seraya menambahkan kalau penambangan pasir secara tradisional tidak akan merusak ekosistem laut karena jumlahnya terbatas.(bku)