Imam Suroso Anggota DPRD Rokan Hilir
ROHIL- DPRD Rohil memberikan kritikan keras terkait wacana pemerintah
daerah "merumahkan" ratusan tenaga honorer yang dinilai tidak
produktif. Rencana ini berkaitan dengan rasionalisasi anggaran di setiap satuan
kerja perangkat daerah (SKPD).
"Harusnya pemerintah daerah tegas, kalau
memang wacana "merumahkan" tetapi masih juga oknum pejabat memberikan
rekomendasi menerima tenaga honorer. Saya pikir ini sangat tidak realistis
ditengah kondisi rasionalsiasi yang sedang dihadapi pemerintah daerah saat
ini," ungkap Imam, mengomentari persoalan perumahan tenaha honorer,
Kemarin.
Dikatakan, langkah BKD menertibkan tenaga honor
merupakan upaya menghemat anggaran, karena sebagaimana diketahui banyak tenaga
honorer yang tidak produktif tetapi masih menerima gaji dari pemerintah daerah.Â
"Kami masih mendengar adanya pejabat kita
yang mengatakan terang-terangan memasukkan orang terdekatnya menjadi tenaga
honorer. Menurut kami ini sudah tidak sama lagi dengan tujuan awal dari kita
semua yang sepakat untuk melakukan penghematan anggaran dengan berbagai
langkah,†ungkapnya.
Dirinya meminta BKD lebih selektif memilih tenaga
honorer kedepanya, meski demikian bila wacana merumahkan tenaga honorer
dilaksanakan hendaknya tenaga honorer yang tidak memeiliki kontribusi pekerjaan.
"Saya pikir honorer yang tidak mampu dan
loyal kepada Pemda Rohil lebih baik diberhentikan saja karena tentu menjadi
beban bagi keuangan pemerintah daerah. SKPD kedepanya juga harus saling
bersinergi memaksimalkan potensi yang ada," ujarnya.(way)