Riau Menyapa Dunia, Pemprov Riau Siapkan Infrastruktur ke Destinasi Wisata

Rabu, 21 Desember 2016

Launching bersama Riau Menyapa Dunia di Jakarta beberapa waktu lalu (ft riaupos.co.id)

Pekanbaru,Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya mengembangkan potensi pariwisatanya. Salah satunya dengan peluncuran "Riau Menyapa Dunia" di Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI beberapa waktu lalu.

Untuk itu, Menteri Pariwisata berharap, segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata di Riau benar-benar digarap serius, dari infrastruktur sampai promosinya.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, pihaknya akan bertekad mendukung target pariwisata nasional. Menurutnya, Riau memiliki banyak agenda wisata atau calender event, seperti daya tarik alam, budaya, dan wisata buatan, yang cukup menarik.

Misalnya saja, kata Gubri, Pantai Rupat dan Beting Aceh, Bono, Candi Muara Takus, Tour de Siak, Bono, dan kuliner andalannya Sagu Riau Menyapa Dunia.

Tentunya, diharapkan Pemprov Riau lebih memberikan perhatian kepada pemerintah kabupaten/ota di Riau bisa mengucurkan dana APBD Riau untuk daerah dalam menuntaskan permasalahan infrastruktur dasar masyarakat seperti kerusakan jalan, jembatan dan pengembangan wisata. Hal tersebut dalam upaya mewujudkan dukungan infrastruktur dalam menyukseskan Riau menyapa dunia.

 Riau Menyapa Dunia yang dirilis oleh pemerintah provinsi setempat kembali meminta dukungan media massa sebagai pusat penyebaran informasi ke kancah nasional maupun internasional, dengan tajuk destinasi pariwisata berbasis budaya.

Hal tersebut disampaikan Asisten III Bidang Administrasi Umum Setdaprov Riau, Kasiaruddin dalam sambutannya pada acara Focus Group Discussion media massa “Riau Menyapa Dunia” di Hotel Furaya, Kota Pekanbaru, Kamis.

“Riau dialiri oleh empat sungai besar, beragam etnis dan budaya yang hadir menjadi magnet tersendiri bagi destinasi wisata setempat, namun potensi tersebut belum tergali secara maksimal. Sehingga peran media sangat besar dalam penyebaran informasi,” kata Kasiaruddin.

Dia menekankan, kebijakan pengembangan sektor pariwisata dapat bersentuhan langsung dalam menopang perekonomian masyarakat di tengah perlambatan ekonomi akibat melemahnya dua komoditas andalan Riau yakni perkebunan dan migas. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya Dana Bagi Hasil (DBH) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Memang potensi kita tidak sebagus daerah lainnya. Namun selain sumber daya alam, potensi yang sangat baik ditonjolkan adalah budaya kita,” katanya.

Terselenggaranya kegiatan ini dipromotori oleh Biro Humas SetdaProv Riau dengan maksud untuk menyamakan persepsi, menghimpun masukan dalam mengembangkan potensi pariwisata di Bumi Melatu itu.

Hadir ditempat yang sama, Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI, Don Kardono. Melalui kesempatan tersebut Kasiaruddin meminta dukungan dari pemerintah pusat terkait perbaikan infratruktur yang dinilai masih minim.

“Tentu ada keterbatasan seperti minimnya infrastruktur, sehingga melalui Kemenpar kita minta bantuan dalam pengembangan pariwisata ini,” katanya.

Sebagai informasi,Pemprov Riau sangat serius dalam mewujudkan visi 2020 dengan tagline “The Homeland of Melayu” yaitu menjadikan kawasan setempat destinasi pariwisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara sebagai lokomotif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Komitmen Pemrov Riau kembali terlihat dengan merilis Riau Menyapa Dunia yang menggandeng sejumlah pemangku kepentingan bahkan Kementerian Pariwisata RI turut berupaya mempromosikan.

Untuk itu upaya pengembangan sektor pariwisata menggandeng semua profesi dapat saling bahu membahu dalam menjawab tantangan tersebut kedepan. Dengan meningkatkan produktifitas daya saing masyarakat, sehingga potensi pariwisata dapat dilirik oleh wisatawan lokal dan mancanegara.

Saat ini, destinasi wisata di Riau dikenal dunia diantaranya, Bakar Tongkang, Bakudo Bono, Tour De Siak, Gema Muharram. Tak hanya itu masih banyak lagi seperti wisata religi, wisata edukasi, wisata sejarah dan lainnya.

Kegiatan juga dihadiri Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Riau Yoserizal Zen, Ketua SPS Riau, Zulmansyah Sekedang serta Karo Humas Setdaprov Riau Darusman sebagai penyelenggara.


Diantara Destinasi Wisata di riau yang di kenal dunia yaitu :



Tradisi Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi

Ritual bakar tongkang yang diselenggarakan warga etnis tonghoa di Bagansiapiapi, Provinsi Riau, setiap bulan Juni, menurut warga disana memiliki makna tersendiri.

Para leluhur yang menemukan Bagansiapiapi bertekad untuk tidak kembali ketempat asal dengan membakar kapal tongkang yang mereka gunakan untuk tinggal selamanya di Bagansiapiapi.

Makna dari pembakaran kapal adalah upacara peringatan atas dewa laut Ki Ong Yan dan Tai Su Ong yang merupakan sumber dua sisi, antara baik dan buruk, suka dan duka, serta rejeki dan malapetaka.

“Dari kepercayaan etnis Tionghua Bagansiapiapi bahwa dewa telah membawa para lelulur dengan selamat hingga sampai dan menetap di Kota Bagansiapiapi, akibat terjadinya perang saudara di Tiongkok beberapa ratus tahun lalu,” ujar Ketua Bakar Tongkang, Jonatan, Senin, di Bagansiapiapi.

Menurutnya, inti terpenting dalam peringatan bakar tongkang yakni suksesnya para leluhur membawa keluarga mereka menetap di daerah perantauan sampai saat ini.

Dia juga mengatakan, bakar tongkang atau dalam istilah Tionghua dengan sebutan `go ge cap lak` dapat diartikan dengan 15-16 bulan 5 penangalan Imlek. Atas dasar itu tradisi bakar tongkang wajib dan harus dilaksanakan setiap tahunnya.

Manfaat yang didapat warga Tionghoa dalam perayaan ini menurutnya adalah kesuksesan dalam meniti hidup dan kehidupan.

Dalam kepercayaan yang dianut jika acaranya tidak diikuti maka hidup seperti kekurangan tanpa arah serta tujuan, selain itu kesuskesan yang diraih tidak akan ada artinya.

“Bagi warga Tionghoa asal Bagansiapiapi yang sukses diperantauan tetap akan datang menyaksikan ritual leluhur ini. Sebab kegiatan ini menjadi kepuasan tersendiri bagi yang memaknainya,” tambah Sekretaris Panitia ritual bakar tongkang, Shanty, yang mendampingi Jonatan.

Terlaksannya kegiatan ritual tahunan ini menurutnya juga atas sumbangsih para donatur, sebab ritual ini banyak menelan biaya yang jumlahnya cukup besar terutama donatur dari luar daerah seperti Amerika, Inggris, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Jakarta.


Berselancar dan Bekudo Bono di Sungai Kampar


Siapa bilang berselancar hanya bisa dilakukan di laut. Berselancar juga bisa dilakukan di sungai loh sobat positif. Bagi sobat positif yang memiliki hobi berselancar bisa menjajal kegiatan yang satu ini. Ada beberapa sungai yang dapat dijadikan area berselancar, salah satunya adalah sungai Kampar di Indonesia.

Sungai Kampar merupakan satu-satunya sungai di Indonesia yang memiliki ombak besar akibat arus gelombang sungai yang begitu kuat. Selain Indonesia, ada beberapa sungai di dunia yang memiliki fenomena serupa yaitu di Amerika Selatan, Cina, dan Eropa.


Sungai unik yang memiliki panjang 24.548 km2 ini terletak di Kelurahan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Ombak yang terjadi di sungai Kampar disebut ombak Bono (ombak tujuh hantu). Dikatakan ombak tujuh hantu karena sungai ini dapat menghasilkan tujuh gelombang berurutan yang membentuk kubah seperti ombak laut. Konon, masyarakat setempat percaya terdapat 7 ekor Bono jantan di Sungai Kampar. Benuk Bono ini dipercayai seperti seekor kuda. Pada saat musim pasang surut, ketujuh Bono tadi menemui Bono betina yang ada di sungai Rokan, Bagansiapi-api. Kemudian saat pasang tiba, ketujuh Bono tadi kembali dan berkeliling di sungai Kampar menyebabkan ombak besar terjadi.

Namun, ditilik berdasarkan penelitian ilmiah, fenomena ombak yang juga disebut Tidal Bore ini terjadi karena adanya pertemuan 3 arus air di sungai Kampar yaitu arus dari selat Malaka, laut Cina Selatan, dan sungai Kampar. Ketiga arus tersebut menyebabkan terciptanya ombak besar di sungai Kampar. Ditambah dengan terjadinya percabangan hulu yang menyempit akibat melewati Pulau Muda yang menyebabkan arus sungai semakin semakin deras. Pada saat musim hujan tiba, gelombang yang dihasilkan bisa mencapai hingga ketinggian 6 meter dengan kecepatan 40 km/jam. Hal ini biasa terjadi di bulan Novermber hingga Desember. Debit air yang disebabkan oleh hujan juga akan memengaruhi derasnya arus sungai tersebut sehingga ombak yang dihasilkan semakin besar. Di musim kemarau tepatnya bulan Januari-Juli, ombak di sungai Kampar hanya mencapai ketinggian 2 meter.
Selain berselancar, masyarakat setempat juga sering mengarungi ombak Bono menggunakan perahu kayu. Kegiatan ini biasa disebut dengan Bekudo Bono. Dalam satu perahu terdapat 2 orang yang mengendarai.

Tahun 2013 merupakan tahun pertama diadakan Festival Bekudo Bono di kawasan sungai Kampar. Tujuannya adalah untuk mengenalkan lebih jauh wisata bahari sungai Kampar di Indonesia dan dunia. Kegiatan yang dapat diikuti di festival ini adalah pentas seni dan budaya lokal kabupaten Pelalawan, bazaar dan pameran produk lokal, photo contest on the spot, kompetisi selancar Bono, dan juga kompetisi Bekudo Bono. Kompetisi selancar Bono diikuti oleh turis lokal maupun turis asing. Pemenang kompetisi ini adalah siapa yang mampu bertahan lebih lama dengan jarak tempuh terjauh disertai maneuver hebat yang dilakukan peselancar ketika berdiri di atas papan selancar menerjang kedahsyatan ombak Bono. Juri yang dipilih merupakan pengurus dari Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) yaitu Arya Soebakti beserta tim. Para juri telah lebih dahulu mencoba menaklukkan kedahsyatan ombak Bono di sungai Kampar.

Untuk menuju lokasi ombak Bono umumnya dilakukan dari Kota Pekanbaru menuju Pangkalan Kerinci (ibukota Kabupaten Pelalawan) melalui Jalan Lintas Timur Sumatera sekitar 1-2 jam. Dilanjutkan perjalanan menuju simpang Bunut dengan waktu sekitar 30 menit kemudian menuju desa Teluk Meranti selama 3-4 jam. Perjalanan dilakukan dengan menggunakan transportasi darat (mobil, bus, motor). Total waktu perjalanan memakan waktu antara 5-6 jam tergantung kondisi jalan dan kepadatan arus lalu lintas.

.

TOUR DE SIAK 2016: Tahun Depan, Rute hingga Malaka

Pekanbaru,
 Kementerian Pariwisata meminta Kabupaten Siak, Riau sebagai penyelenggara balap sepeda Tour de Siak 2016 untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Wisata Nusantara Eshty Reko Astuti mengatakan, peserta balap sepeda tersebut banyak diminati oleh wisatawan mancanagera seprrti Singapura, Malaysia, Timur Tengah, Eropa dan Amerika.
Tour de Siak - Istimewa

"Kami akan bantu promosikan pariwisata Kabupaten Siak untuk menarik wisatawan mancanegara. Karena Kementerian Pariwisata mematok target kunjungan asing mencapai 12 juta per tahun," katanya, Senin  (17/10/2016).

Peningkatan tersebut bisa dilakukan dengan menggelar promosi ke negara lain, bekerjasama dengan pihak pengembang dan pemerintahan luar negeri.

Kementerian Pariwisata juga berkomitmen mendukung Tour de Siak 2016 yang akan digelar 17-22 Oktober mendatang di Kabupaten Siak, Riau. Tour De Siak (TDSi) dinilai punya keunikan dan tantangan tersendiri.

Pebalap akan melewati  kawasan Siak sepanjang  539,03 km dengan 4 etape. Saat ini sudah ada 15 tim mancanegara dan lokal akan bersaing di TDS

Tour de Siak diharapkan mendongkrak target kunjungan wisatawan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Riau yaitu sebanyak 70.000 orang.

Data Disparekraf Riau, sepanjang 2015 lalu kunjungan wisatawan mancanegara ke provinsi itu mencapai 55.000 orang.

Malaysia

Sementara itu, pemerintah kabupaten setempat juga meminta pihak pengusaha untuk ikut mengembangkan TDSi. Bupati Siak, Syamsuar mengatakan pergelaran ini juga akan mengangkat perekonomian dari sektor pariwisata dan UMKM.

Syamsuar, mengatakan pihaknya meminta dukungan dari Pemerintah Provinsi Riau dan Kementerian Pariwisata agar rute TDSi diperpanjang hingga ke Malaka, Malaysia untuk TDSi tahun depan.

"Malaysia adalah salah satu pasar pariwisata Riau. Warga Malaysia banyak yang meminati Tour de Siak. Kami akan mengajukan penambahan rute ke Malaysia pada tahun depan," kata Syamsuar.

Sementara itu, Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agency (ASITA) Riau Dede Firmansyah mengatakan Tour de Siak merupakan pergelaran tahunan yang memancing kunjungan pelancong dari luar negeri, seperti Malaysia, Singapura dan beberapa negeri Timur Tengah.

"Kami menyambut baik wacana Pemerintah sebegai penyelenggara Tour de Siak untuk menambah rute di Malaka. Hal itu senada dengan program pemerintah di bidang pariwisata dengan slogan Riau Menyapa Dunia," kata Dede Firmansyah.

Dede mengatakan, pihak pengusaha akan memanfaatkan momen tersebut untuk memancing wisatawan dari Malaysia dan negara lain untuk mengunjungi Riau. Pelancong bisa menikmati beberapa objek wisata unggulan seperti Istana Siak, Pulau Rupat di Bengkalis dan lainnya.


Gubri Apresiasi Pelaksanaan Gema Muharram di Inhil

TEMBILAHAN,
 Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengapresiasi pelaksanaan kegiatan Gema Muharram yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir.

"Selamat kepada Pemda dan masyarakat Inhil yang telah melaksanakan Gema Muharram semeriah ini," kata Arsyajuliandi Rahman dalam sambutannya di lapangan Gajah Mada Tembilahan, beberapa waktu lalu

Dia juga mengatakan, bahwa kegiatan tersebut merupakan ajang silaturahmi dan memanjatkan doa kepada Allah SWT. "Ini merupakan budaya yang harus kita pertahankan," kata Andi.

Sedangkan Bupati HM Wardan mengungkapkan bahwa kegiatan Gema Muharram yang dilaksanakan di Kabupaten Indragiri Hilir merupakan kegiatan tahunan. "Ini merupakan kegiatan tahunan yang kita laksanakan, mulai dari satu Muharram hingga 10 Muharram," ucap HM Wardan.

Pada kegiatan Gema Muharram yang dihadiri Gubernur Riau, Konsul Malaysia Pekanbaru, Sekdaprov Riau, Bupati dan Wako, Mantan Menteri Kehutanan, Forkopimda, Anggota DPRD Riau Provinsi Riau dan ribuan masyarakat Inhil.

Dia juga mengharapkan, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, Kabupaten Indragiri Hilir dan masyarakat selalu diberikan keberkahan dan kesehatan oleh Allah SWT. "Semoga kegiatan ini setiap tahunnya selalu bisa kita laksanakan," ucap HM Wardan.

Sedangkan Penceramah Reza Muhammad merasa gembira melihat kemeriahan Gema Muharram yang dilaksanakan di Negeri Hamparan Kelapa Dunia. "Sangat ramai, sangat meriah, ini pertama kili saya lihat Gema Muharram seperti ini. Dan ini perlu di contoh negeri-negeri lain," ucap Dia.

Serangkaian dengan itu, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir kembali menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dipuncak Iven wisata religi Gema Muharram 1438 H yang dilaksanakan di lapangan Gajah Mada Tembilahan.

Kali ini, Negeri Seribu Parit Hamparan Kelapa ini menerima penghargaan atas penyelenggaraan pembacaan berjanji yang diiringi oleh 1.001 penabuh Berdah.

Penghargaan tersebut langsung diterima Bupati Indragiri Hilir, HM Wardan, Sekda Inhil Said Syarifuddin serta Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.

Terkait hal itu, Wardan menyatakan penyelenggaraan Iven Gema Muharram itu merupakan salah satu programnya dalam upaya menjaga syiar Islam untuk terus berkembang.

"Alhamdulillah tahun ini kita kembali meraih rekor MURI dalam penyelenggaraan Gema Muharam ini. Bukan rekornya yang menjadi target kita tetapi bagaimana dengan iven yang selalu kita selenggarakan semeriah mungkin ini tiap tahunnya kita dapat menjaga syiar Islam terus berkembang," katanya.

Pada kesempatan itu, Wardan tak lupa mengucapkan terimakasihnya atas apresiasi dari Pemerintah Provinsi Riau yang telah menjadikan Iven Gema Muharam Inhil menjadi salah satu destinasi wisata andalan Riau yang dicanangkan di Kementerian Pariwisata dalam acara Riau Menyapa Dunia.

"Dengan dukungan ini tentu kita sangat berterimakasih kepada Pemprov Riau sehingga iven yang kita selenggarakan ini dapat semakin dikenal," tegasnya.Adv ( Disadur dari berbagai Sumber)