Pelatihan Caleg PKB se-Provinsi Riau

Selasa, 28 Mei 2013

Ketua DPR PKB Riau Abdul Wahid menyampaikan sambutan. (bkw)

Meskipun Pemilihan Legislatif baru dilaksanakan pada 9 April 2014 mendatang, namun "genderang perang" sudah mulai ditabuh oleh partai politik yang lolos verivikasi untk bertarung 2014 . Hal tersebut juga dilakukan oleh Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Provinsi Riau dengan mengadakan Pelatihan Calon Legislatif (Caleg) PKB se-Provinsi Riau. Acara pelatihan yang diadakan di Hotel Arya Duta Pekanbaru, 28 mei 2013 pukul 14.30 WIB tersebut bertujuan untk menguatkan struktur dalam memenangkan Pilkada Gubernur 2013-2018 pada September mendatang, sekaligus strategi pemenangan Legislatif 2014. Acara yang mengambil "Rebut Kemenangan 2013, Raih Kejayaan 2014" tersebut dibuka oleh Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang diwakili oleh Koordinator Wilayah Provinsi Riau Hanif Dakhiri dihadiri oleh Caleg Kabupaten Kota se-Riau dan selurh caleg Provinsi serta DPR-RI dapil Riau. Acara tersebut juga dihadiri juga oleh ketua DPD PDI-P Riau suryadi khusaini yang merupakan calon Wakil Gubernur yang diusung oleh PDI-P Riau, berpasangan dengan Lukman Edy sebagai Gubernur yang diusung oleh PKB. Ketua DPW PKB Riau Abdul Wahid, S.PdI dalam sambutannya mengatakan, "Ada dua agenda yg akan dibahas pada kegiatan ini yakni: agenda pemenangan pemilihan Gubernur Riau 2013 dan Pemilu Legislatif 2014," ujarnya. Abdul Wahid juga menjelaskan bahwa nomor urut pada Pemilu Legislatif 2014 mendatang tidak menjadi patokan untuk dapat duduk sebagai anggota DPRD. Masih dalam sambutanya, Abdul Wahid juga menyinggung soal koalisi PKB dan PDI-P yang sudah lama dibangun untuk mengusung Lukman Edy-Suryadi Khusaini, "Koalisi hijau merah tersebut merupakan koalisi "Wong cilik dan wong ndeso, PDI-P identik dengan wong cilik dan PKB wong ndeso, maka nama koalisi tersebut dinamakan "Koalisi Kerakyatan" ujar Abdul Wahid. Hanif Dakhiri dalam sambutannya, demokrasi di Indonesia adalah demokrasi diserahkan kepada pasar, mengarah kepada demokrasi yang semakin liberal, progresnya mirip dg AS. Demokrasi liberal akan lebih sulit dan berat bagi kader partai, karena harus berjuang didalam dan diluar partai. "Diperlukan berbagai bentuk kreatifitas untk memenangkannya, salah satunya kerjasama antara DPR-RI dan DPRD," ujar Hanif. (bkw)