Masyarakat Desa Batu Gajah Rasakan Dampak Ekonomi dari Program DMPA PT PSPI

Rabu, 24 Maret 2021

Agus Suryono (48), salah satu masyarakat di Desa Batu Gajah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar yang menerima program Desa Makmur Peduli Api dari PT Perawang Sukses Perkasa Industri.

KAMPAR-Agus Suryono (48), masyarakat Desa Batu Gajah, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, penerima bantuan Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA ) dari PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI) yang merupakan pemasok kayu bahan baku ke PT Arara Abadi-Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas sangat merasakan manfaatnya.

Sejak pertama kali program DMPA PT PSPI diluncurkan tahun 2016, Agus bersama masyarakat di Desa Batu Gajah menerima program DMPA dari PT PSPI berupa pertanian holtikultura (cabe, sayur-sayuran, buah-buahan) dengan berusaha/bertani dengan cara pembukaan (pembersihan) lahan tanpa bakar (PLTB), bidang perikanan dan alat tangkap, bidang peternakan serta peningkatan ekonomi berupa pelatihan tanaman herbal bagi kaum ibu-ibu atau perempuan.

”Saya bersama masyarakat Desa Batu Gajah Kecamatan Tapung sejak tahun 2016 mendapatkan program DMPA dari PT PSPI. Program DMPA ini saya nilai sangat baik, dimana kami masyarakat Desa Batu Gajah di samping bagaimana dapat meningkatkan ekonomi kami, mulai dari bimbingan sampai kepada bantuan modal usaha dari PSPI dengan memanfaatkan lahan yang kami miliki dengan cara membersihkan lahan dengan tidak melakukan pembakaran. Pada tahun 2016 tersebut saya kebagian masuk kelompok Pertanian (DMPA) untuk membuka pertanian cabe yang saya usahakan pada lahan seperempat (¼) hektar, dengan modal 4000-4500 batang bibit senilai Rp15 juta," ujar Agus.

Selama 4 bulan bertani cabe, Agus mendapatkan Rp80 Jt-Rp100 Jt untuk sekali panen. Itu belum maksimal dilakukan dalam 1 tahun, karena Desa Batu Gajah ini tanahnya agak berpasir ditambah lagi faktor cuaca. Untuk menyelinginya, Agus menanam sayur-sayuran, tanaman kacang-kacangan dan tanaman buah. Dari hasil pertahun dari lahan ¼ hektar tadi, dengan berbagai macam tanaman yang ditanam, setelah dikeluarkan modal usaha, ia mendapat penghasilan tambahan Rp110 jt-Rp140 Jt/tahun.

"Dari hasil tersebut saya tabung dan saya tambah asset usaha saya berupa lahan, kebun dan kolam ikan. Alhamdullilah setelah 5 tahun saya ikut program DMPA dari PT PSPI yang awalnya saya mengambil paket pertanian cabe dengan cara penggunaan (pembukaan) lahan tanpa bakar (PLTB) dari yang ¼ hektar tadi, aset saya saat ini sudah bertambah senilai Rp600 Jt dari hasil pengembangan tanam cabe program DMPA PT PSPI tersebut, asset tersebut berupa, tanah, kebun dan kolam ikan," ujarnya.

 
Untuk usaha perkebunan dan pertanian, Agus bersama masyarakat Desa Batu Gajah lainnya dalam memanfaatkan atau membersihkan lahan, ia dan masyarakat yang mengikuti Program DMPA tidak menggunakan api (membakar). Mereka mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari PT PSPI agar dalam membersihkan lahan dengan tidak membakar.

Koordinator DMPA CD/CSR selaku partner perusahaan pemasok APP Sinar Mas, Warnoi didampingi Kepala Sosial Security Departement Jos Rinaldi dan staf Rodiyah serta Humas PT PSPI Junaidi dalam kesempatan terpisah menyampaikan bahwa sesuai dengan arahan dan instruksi dari APP Sinar Mas, PT PSPI yang merupakan salah satu perusahaan pemasok bahan baku ke APP Sinar Mas, harus melaksanakan program DMPA yang merupakan salah satu program pencegahan dan penanggulan karhutla di Provinsi Riau dengan cara memberikan motivasi kepada masayarakat disekitar areal operasional perusahaan dalam membuka (membersihkan) lahan dengan cara PLTB, sekaligus menambah dan meningkatkan perekonomian serta taraf hidup masyarakat di sekitar areal konsesi (operasional) perusahaan.

Program DMPA yang dilakukan kepada masyarakat Desa Batu Gajah ini untuk untuk membantu ekonomi keluarga. Selama ini Desa Batu Gajah dengan adanya program DMPA ini relatif sangat terjaga dan tercegah dari Karhutla.***