Mulai 9 Agustus 2022 Kelola Penuh CPP Block, Ini Tantangan yang Dihadapi BSP

Rabu, 06 Juli 2022

Silaturahmi dan temu media dalam rangka perpanjangan WK CPP Alih Operator dari BOB PT. BSP-Pertamina Hulu kepada PT BSP di Hotel Royal Asnof, Selasa (5/7/2022).

PEKANBARU-Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut, Yanin Kholison berharap PT. Bumi Siak Pusako (BSP) yang akan mulai mengelola sendiri CPP Blok pada 9 Agustus 2022 lebih berprestasi lagi pasca berpisah dengan PT Pertamina.

Hal ini diungkapkannya pada kegiatan silaturahmi dan temu media dalam rangka perpanjangan WK CPP Alih Operator dari BOB PT. BSP-Pertamina Hulu kepada PT BSP di Hotel Royal Asnof, Selasa (5/7/2022). Pada 9 Agustus nanti akan menjadi hari yang istimewa bagi PT BSP yang merupakan satu-satunya badan usaha milik daerah (BUMD) akan seratus persen mengelola WK CPP Blok.

Selama 20 tahun WK CPP Blok dikelola bersama dalam kegiatan operasional bersama (BOB)  dan  badan usaha milik daerah (BUMD) dalam hal ini PT BSP dengan Pertamina Hulu. Selama 20 tahun banyak peran penting dilakukan BOB dan kedepan BSP bisa lebih berprestasi,

Salah satu prestasi itu adalah mencapai target produksi 1 juta barel/hari. Dimana saat ini produksi BOB baru mencapai sekira 700 ribu barel/hari. Kemudian ia juga berharap khusus kepada BOB agar menuntaskan komitmen sisa pengeboran minyak di tujuh sumur minyak dari 15 sumur sampai Agustus mendatang

Sementara Komisaris PT BSP Riki Hariansyah menyampaikan sejarah bèrdirinya PT BSP pada 17 Oktober 2001. Ia juga menceritakan sejarah panjang dan penuh liku perjuangan agar BUMD di Riau bisa mendapatkan hak mengelola hasil migasnya.

Menurutnya, Riau patut bersyukur karena pemerintah telah memberikan kepercayaan kepada BUMD dalam mengelola minyak di daerah. Selama bekerjasama dengan Pertamina, PT BSP telah mendapatkan transfer ilmu dan pengetahuan.

Ia mengaku optimis bahwa PT BSP akan mampu meningkatkan produksi minyak di WK CPP Blok setelah BUMD yang sahamnya dipegang Pemprov Riau, Pemkab Siak, Pemkab Kampar, Pemkab Pelalawan dan Pemko Pekanbaru ini mengelola ladang minyak bumi secara utuh atau 100 persen tanpa berada di bawah payung BOB dan bekerjasama dengan Pertamina

"PT. Bumi Siak Pusako (BSP) siap mengambil alih pengelolaan Wilayah Kerja Migas (WK) Coastal Plains and Pekanbaru (Blok CPP) 100 persen yang akan dimulai pada 9 Agustus 2022," ujarnya.

Kegiatan diikuti puluhan wartawan dari berbagai media dan organisasi wartawan. Tampak hadir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau H Zulmanysah Sekedang, Ketua PWI Siak Wiwik Rahayu, Ketua PWI Kampar Akhir Yani, Ketua PWI Bengkalis Adi Putra dan sejumlah wartawan dan pimpinan media massa dan jajaran Humas BOB. Jalannya diskusi cukup menarik karena wartawan cukup antusias menyampaikan pertanyaan, kritik dan saran.

Silaturahmi ini diselingi dengan kegiatan diskusi yang dipandu wartawan lokal Helfizon. Pemaparan pertama disampaikan Kepala Departemen Humas SKK Migas Perwakilan Sumbagut Yanin Kholison. Ia menyampaikan update terkini kegiatan hulu migas. Kemudian pemasaran kedua tentang capaian BOB selama mengelola Wilayah Kerja CPP disampaikan oleh Pjs. GM BOB PT BSP-Pertamina Hulu Airlangga Pratama Akbar. Pemaparan terakhir mengenai rencana kerja PT BSP dalam mengelola WK CPP Blok disampaikan Komisaris PT BSP Riki Hariansyah.

Sementara Pjs. General Manager BOB PT BSP-Pertamina Hulu, Airlangga Pratama Akbar menyampaikan, secara teori ada sekitar 1.951 juta barel minyak di bawah perut bumi Riau. Namun tidak semua bisa dimbil. Jumlah ini berpotensi bertambah lebih besar seiring perkembangan teknologi.

CPP Blok sendiri umurnya sudah 50 tahun. Pertama kali ditemukan di lapangan Kasikan. Ia menambahkan, CPP Blok sudah memberikan kontribusi besar buat seluruh rakyat Indonesia, termasuk menyelenggarakan program CSR untuk masyarakat.

Ia mengaku bahwa saat ini produksi minyak di seluruh dunia turun. BOB diharapkan bekerja keras terutama dalam menuntaskan dua pekerjaan besar pengeboran dan perawatan sumur. "Semuanya membutuhkan biaya dan teknologi tinggi sehingga dapat menahan laju penurunan," terangnya.***