Budiono: Indonesia Perlu Tingkatkan Modal Ventura

Sabtu, 08 Juni 2013

Wapres Budiono/Ist

JAKARTA.Wakil Presiden Boediono mengatakan modal ventura di Indonesia masih perlu ditingkatkan dalam upaya untuk membantu para pengusaha kecil menengah menjalankan usahanya di saat mengandalkan bantuan perbankan konvensional sulit diperoleh.

"Pengusaha kecil menengah dan pemula umumnya kesulitan dalam memperoleh modal melalui pembiayaan perbankan konvensional sehingga harus dicarikan model pembiayaan lain," kata Bodiono saat membuka Rapat Kerja Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Istana Wapres Jakarta, Jumat.

Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari, serta sejumlah pengurus Hipmi di daerah.

Modal ventura adalah merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha (investee company) untuk jangka waktu tertentu

Dikatakan Wapres, masalah kesulitan pembiayaan bagi usaha kecil menengah dan pengusaha pemula memang merupakan hal klasik dan kondisi itu bukan saja dialami di Indonesia tapi juga di negara lain.

Namun hal itu bukan berarti tidak ada jalan keluarnya dan harus dicarikan solusinya, apabila menggunakan pembiayaan konvensional perbankan sulit dilakukan.

"Mungkin ada versi-versi lain dimana usaha kecil menengah dan pengusaha pemula bisa mendapat perhatian dari segi pembiayaan dari biasanya. Contoh-contoh di negara lain mungkin bisa kita tiru yang tentunya berjalan sukses," kata Boediono.

Wapres mengajak Hipmi untuk terus berkomunikasi dengan pemerintah dan membantu memetakan peran ketiganya sehingga bisa saling mengisi.

Ketua Umum Hipmi Raja Sapta Oktohari mengatakan sebagai organisasi pengusaha muda terus berupaya mendorong peran para pelaku ekonomi nasional dalam pembangunan.

Hipmi juga terus berupaya mendorong peran pelaku ekonomi nasional dalam menyiapkan diri menjelang pasar bebas ASEAN yang akan berlangsung pada 2015. (bk1/TI)