Kampar Target 2016 Bebas Kemiskinan Jefry: Kecuali Bagi yang Tulang Rusuknya Panjang
SIAKHULU, Beritaklik.Com - Pemerintah
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau menargetkan pada 2016 akan mencapai kesuksesan
menjalankan Program 3 Zero, bebas kemiskinan, pengangguran dan rumah kumuh.
"Terkecuali bagi yang tulang rusuknya panjang atau lebih dari orang
pemalas," kata Bupati Jefry Noer kepada pers di Siakhulu, Kampar, Senin
(2/3).
Sementara untuk janda tua yang memiliki tanggungan anak belum bekerja, kemudian
orang-orang yang mengalami cacat permanen, kata Jefry akan menjadi tanggungan
pemerintah daerah. "Mereka akan mendapatkan uang lebih Rp3 juta setiap
tahun yang akan diberikan per bulan untuk mengurangi beban perekonomian,"
kata Jefry.
Jefry mengatakan, target kesuksesan Program 3 Zero tersebut didukung dengan
berbagai program lainnya sebagai upaya mewujudkan Lima Pilar Pembangunan Kampar
yakni; peningkatan akhlak dan moral masyarakat, peningkatan ekonomi masyarakat,
peningkatan sumber daya manusia, peningkatan kesehatan dan peningkatan
infrastruktur.
Peningkatan akhlak dan moral menurut Jefry penting sebagai upaya memperbaiki
jati diri untuk membangkitkan semangat dalam bekerja, bekerja dan bekerja.
Kemudian pilar lainnya yakni peningkatan ekonomi masyarakat yang selama ini
telah dijalankan melalui program di berbagai sektor seperti pertanian,
perikanan, dan pengelolaan limbah ternak serta jahit menjahit dan lain
sebagainya, kata dia.
Menurut Jefry, upaya itu juga dilakukan sejalan dengan pilar ketiga yakni
peningkatan sumber daya manusia dan pilar keempat dalam peningkatan kesehatan
masyarakat.
Salah satu program terbaru yang sekarang sedang dijalankan Bupati Jefry Noer
adalah Program Desa serta Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi yang lahan
percontohannya berada di kawasan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya
Masyarakat (P4S) Kubang Jaya, Kecamatan Siakhulu, Kampar.
Program tersebut merupakan program terbaru Pemkab Kampar yang masuk dalam 3
Zero "plus" target swasembada pangan dan energi. Program ini
mengedepankan pemanfaatan lahan sempit untuk menghasilkan berbagai kebutuhan
rumah tangga yang lebih dari cukup.
Di atas lahan seribu meter persegi itu, nantinya setiap rumah tangga dapat
memelihara empat ekor sapi bila sapinya merupakan sapi Brahmana, namun bila
yang dipelihara sapi Bali maka jumlahnya bisa enam ekor, dan untuk lahan seluas
1.500 meter persegi, maka akan bisa lebih banyak lagi.
Kemudian, lanjut Jefry, dibangun pula lokasi untuk pemeliharaan ayam petelur
dengan hasil lebih kurang 50 butir telur per hari. Selanjutnya juga ada kolam
untuk perikanan. Sementara untuk tanaman, rumah tangga mandiri dapat menanam
berbagai jenis sayuran yang menjadi kebutuhan pokok, mulai dari bawang, jamur,
cabai, dan lainnya.
Selanjutnya dari sapi yang dipelihara tersebut, juga akan menghasilkan lebih
kurang 40 liter urine per hari yang akan diolah menjadi biourine dimana
harganya bisa mencapai Rp25 ribu per liter. Bio urine dapat digunakan untuk
pupuk perkebunan berkualitas tinggi, begitu juga dengan kotoran padat yang
dihasilkan sapi-sapi tersebut juga dapat menghasilkan biogas sebagai alternatif
bahan bakar.
Jefry Noer mengatakan, melalui program ini masyarakat benar-benar akan
sejahtera jika serius melaksanakannya. Karena hasilnya tidak main-main, bisa
membuat masyarakat yang tadinya miskin menjadi jutawan dan tidak kebingungan
untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
"Mau masak tinggal beli garam, beras dan bumbu-bumbu saja. Mau bawang,
cabai dan sayuran, tinggal dipanen di halaman rumah. Untuk masak, sudah ada
biogas dan ikan yang dipelihara sendiri," katanya.
Jefry merincikan, jika program ini dijalankan dengan baik dan serius, maka
hasilnya juga lebih dari memuaskan. Seperti bio urine hasil dari kotoran cair
sapi yang dipelihara, per bulannya dapat menghasilkan lebih seribu liter.
"Anggap saja yang jadi atau berhasil diolah itu 250 liter, artinya sudah menghasilkan
uang lebih dari Rp6 juta. Belum lagi dari hasil pertanian dan perikanan yang
jika serius dijalankan juga akan mendatangkan uang," katanya.
Pada program ini, Jefry Noer memberikan pembelajaran bagi masyarakat, bahwa
banyak yang dapat dimanfaatkan dari lahan yang sempit. Bahkan inovasi yang
dikedepankan memberikan pelajaran; bahwa ternyata limbah ternak memiliki harga
jual yang melebihi harga dari hewan peliharaan itu.
"Dalam program ini, semuanya dibalik. Jika selama ini masyarakat
menganggap sapi sebagai hewan ternak yang berharga, ternyata limbah atau
kotorannya jauh lebih berharga. Bahkan air kencingnya bisa lebih mahal dari
susu yang dihasilkan, bahkan lebih mahal dari minyak," katanya.
Menurut Jefry, jika semua program ini berjalan dan dilaksanakan dengan baik,
maka pada 2016 mendatang tidak akan ada lagi masyarakat yang miskin dan
kelaparan. Karena semuanya sudah ada di halaman rumah dan penghasilan sudah
lebih dari cukup. (adv/humas)
Pembukaan MTQ ke X Tingkat Desa Teluk Papal Berlangsung Meriah
TELUK PAPAL- Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke X tingkat D.
BPP Bengkalis Gelar Forum Perangkat Daerah Penyusunan Renja 2025
BENGKALIS – Badan Penelitian dan Penge.
Pejabat BPP Bengkalis Teken Perjanjian Kinerja dan Pakta Intergritas Tahun Anggaran 2024
BENGKALIS - Badan Penelitian dan Pe.
Yayasan Aisyah Berbagi dan Donatur Bakti Sosial Khitanan Massal, Bupati Bengkalis Apresiasi
BENGKALIS- Yayasan Aisyah Berbagi dan para donatur menggelar kh.
Jelang Pemilu 2024, Kapolsek Bantan Lakukan Cooling System di Perkampungan Suku Akit Pulau Terluar Indonesia
BANTAN- Kepolisian sektor (Polsek) Bantan gencar melakukan Cooling sy.
Kasmarni: Kenduri Melayu Ratib Togak, Sebagai Upaya Pemkab Bengkalis Jaga Persatuan, Kelestarian dan Nilai-Nilai Budaya Melayu
PINGGIR - Bupati Bengkalis Kasmarni berharap melalui kegiatan Kenduri.