Modus Kejahatan Perbankan yang Meneror Masyarakat
JAKARTA, Beritaklik.Com - Seiring berjalannya waktu, modus kejahatan di dunia perbankan semakin berkembang. Tentunya dari tindak kriminal tersebut para nasabah atau masyarakatlah yang menjadi pihak yang dirugikan.
Bank Indonesia (BI) meminta nasabah agar bersikap hati-hati dan waspada terhadap kejahatan perbankan (fraud rate) ini. BI sudah mengidentifikasi sedikitnya tiga modus kejahatan cyber yang menyerang sistem perbankan Indonesia.
Modus kejahatan perbankan umumnya berupa skimming, phishing, dan malware. Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC. Phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit. Sementara malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan.
Kendati demikian, kejahatan perbankan yang terjadi di Indonesia untuk saat ini terbilang masih rendah. Berdasarkan data global, Indonesia sejak 2012 hingga kini masih menempati posisi terendah untuk tingkat kejahatan perbankan dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Data BI selama tahun 2014 hingga Februari 2015 menunjukkan bahwa fraud Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) hanya sebesar 0,0008 persen dari total nominal transaksi. Meskipun begitu, perbankan maupun masyarakat dihimbau untuk tetap berhati-hati. (Bki)
Modus kejahatan perbankan umumnya berupa skimming, phishing, dan malware. Skimming adalah tindak pencurian data nasabah dengan menggunakan alat perekam data. Biasanya kejahatan ini terjadi di mesin anjungan tunai mandiri dan EDC. Phishing ialah upaya pencurian informasi nasabah berupa user id, kata sandi (password), atau kartu kredit. Sementara malware merupakan perangkat lunak atau kode yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksi kejahatan perbankan.
Kendati demikian, kejahatan perbankan yang terjadi di Indonesia untuk saat ini terbilang masih rendah. Berdasarkan data global, Indonesia sejak 2012 hingga kini masih menempati posisi terendah untuk tingkat kejahatan perbankan dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya. Data BI selama tahun 2014 hingga Februari 2015 menunjukkan bahwa fraud Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) hanya sebesar 0,0008 persen dari total nominal transaksi. Meskipun begitu, perbankan maupun masyarakat dihimbau untuk tetap berhati-hati. (Bki)
BERITA LAINNYA +INDEKS
BI dan Abdul Wahid Gelar Diskusi Publik Bersama Komunitas Ekonomi Kreatif Bengkalis
BENGKALIS - Bank Indonesia bersama Anggota Komisi XI DPR RI H. .
KUBE Diharapkan Mampu Pulihkan dan Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
PINGGIR–Guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengurus dan anggota Kelom.
Waspada Pinjol dan Investasi Bodong
BENGKALIS-Sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang mengusung tema "Literasi Pe.
Komisi II DPRD Bengkalis Monitoring ke Rupat Utara, Usaha Tambak Udang Potensi Tingkatkan Ekonomi Masyarakat
RUPAT UTARA-Komisi II DPRD Kabupaten Bengkalis bersama Dinas Perikanan melakukan.
Tingkatkan Manajemen UMKM, Dinas Koperasi dan UKM Bengkalis Taja Diklat
BENGKALIS-Meningkat pemahaman dan manajemen kewirausahaan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan mene.
Safari Ramadan di Kecamatan Pinggir, Bupati Ajak Masyarakat Ikut Tangani Inflasi, Belanja Sesuai Kebutuhan Bukan Keinginan
PINGGIR-Bupati Bengkalis Kasmarni melaksanakan Safari Ramadan di Masjid Al Ubudi.
TULIS KOMENTAR +INDEKS