Runtuhnya Hegemoni Barca-Madrid
Beritaklik.Com - SATU dekade sudah kompetisi kasta tertinggi
sepakbola Spanyol, La Liga, didominasi oleh dua klub. Real Madrid dan Barcelona
seakan tidak punya lawan, lantaran hanya mereka lah juaranya.
Sejak terakhir kali Valencia jadi kampiun La Liga pada musim 2003/2004, La Liga
memang membosankan. Bayangkan, setiap musimnya kita hanya disuguhkan persaingan
antara dua kesebelasan, Madrid dan Barca.
Ya, dominasi dua tim ini tidak mampu digoyang 18 tim lain yang ikut kompetisi.
Memang, dominasi mereka ini tidak lepas dari sokongan dana yang mumpuni dari
para investornya.
Bayangkan, di saat tim-tim lain sibuk membangun skuad dari tim junior atau
merekrut pemain semenjana, Madrid dan Barca dengan leluasa menggelontorkan dana
puluhan bahkan ratusan juta euro demi mengumpulkan pemain-pemain terbaik di
kolong langit.
Jadi, bisa dimaklumi apabila kompetisi La Liga menjadi milik mereka. Dalam
sembilan musim setelah Rafael Benitez membawa Valencia juara, Madrid dan Barca
menggelar arisan juara. Enam titel menjadi milik Barca, sedangkan tiga sisanya
didapat Los Blancos.
Dan di awal musim ini, kedua tim tersebut kembali menjalankan ritualnya dengan
mengumpulkan pemain terbaik dunia. Barca merekrut Neymar da Silva Jr dengan
mahar yang dipercaya mencapai 90 juta euro. Sementara Madrid mengucurkan dana
sekira 100 juta euro untuk menjadikan Gareth Bale sebagai pemain termahal di
dunia.
Dengan tambahan tersebut, dan ditambah pemain bintang lain yang sudah ada,
banyak kalangan memprediksi kedua tim ini akan kembali jadi favorit utama
juara. Namun, ternyata uang tidak selamanya memegang kendali.
Atletico Madrid datang untuk menghancurkan mitos La Liga hanya milik Barca dan
Madrid. Bermodalkan skuad yang bisa dibilang 'kelas dua', sang entrenador,
Diego Simeone mampu memolesnya dengan permainan kelas satu.
Nama-nama yang sebelumnya asing terdengar, berhasil dibuatnya jadi tenar. Diego
Costa, Jorge Resurreccion Merodio atau Koke, dan Thibaut Courtois kini menjelma
sebagai pemain yang sangat dikenal. Nilai jual mereka bahkan disinyalir bakal
melambung tinggi.
Kecerdasan Simeone dalam meracik skuad memang patut diacungi jempol. Pria
Argentina yang juga sempat membawa Atletico Madrid juara La Liga pada 1995/1996
berhasil menularkan semangat juang pantang menyerah yang jadi trademark-nya
ketika masih sebagai pemain, ke dalam permainan Atletico sepanjang musim ini.
Kembali ke Liga, Atletico memang pantas jadi juara di musim ini. Konsistensi
yang mereka tunjukkan, jauh mengungguli Madrid dan Barcelona. Mau bukti?
Atletico menjalani paruh pertama musim ini dengan hanya tiga kali gagal
mengakhiri laga dengan kemenangan.
Dari 19 laga yang dilakoni, Atletico hanya sekali kalah (dari Espanyol) dan dua
kali imbang (lawan Villarreal dan Barcelona). Sisanya, sebanyak 16 laga
berakhir dengan kemenangan.
Tampil sebagai juara di paruh musim, belum banyak yang yakin Atletico mampu
mempertahankan konsistensinya di paruh kedua musim. Itu dikarenakan jadwal yang
lebih padat, karena Los Colchoneros juga tampil di Liga Champions.
Di awal paruh kedua musim, prediksi di atas sempat terbukti dimana Atletico
kalah dua kali dari tujuh laga yang mereka mainkan (dua diantaranya imbang).
Namun, pasukan Simeone berhasil bangkit lagi dan memenangi sembilan laga
berikutnya.
Hingga jornada ke-35, Atletico masih memimpin klasemen sementara. Akan tetapi,
memasuki jornada ke-36, petaka mulai menghinggapi kubu Atletico. Gelar yang
sudah di depan mata terancam gagal diraih, setelah kalah dari Levante, 0-2.
Kondisi ini membuat Madrid yang masih punya satu laga lebih banyak, memiliki
kans yang lebih besar untuk juara. Sayangnya, El Real gagal memanfaatkan itu,
setelah mereka hanya bermain 1-1 melawan Real Valladolid di partai tunda.
Atletico pun kembali di posisi lebih baik untuk juara. Di titik ini, Atletico
masih memimpin klasemen dengan keunggulan tiga poin dari Barca dan empat poin
dari Madrid.
Peluang untuk mengamankan gelar juara pun datang pada jornada ke-37. Atletico
memainkan laga secara bersamaan dengan dua rivalnya, Barcelona dan Real Madrid.
Petaka buat Madrid, mereka harus terlempar dari perburuan gelar juara usai
kalah dari Celta Vigo. Sementara di tempat lain, Barca ditahan Elche. Di saat
laga Barca kontra Elche berakhir, laga Atletico kontra Malaga belum
berakhir. Sayang, tambahan waktu lima menit tidak mampu dimanfaatkan Diego
Costa dkk. yang hanya mampu bermain imbang 1-1.
Dengan hasil ini, drama pun terjadi. Barca dan Atletico harus melanjutkan
persaingan hingga pekan terakhir. Kebetulan kedua tim ini harus bentrok. Sampai
di sini, Barcelona banyak difavoritkan keluar sebagai juara, lantaran laga
pamungkas dimainkan di kandang mereka, Camp Nou.
Barca yang tertinggal tiga poin, bisa juara jika menang. Ini dikarenakan Barca
unggul head to head atas Atletico karena di pertemuan pertama berakhir imbang
0-0 di Vicente Calderon.
Partai final di pekan terakhir pun berjalan menarik. Barca sebagai empunya
stadion langsung turun dengan kekuatan terbaik. Sementara Atletico justru
dihantam dua kabar buruk di awal laga. Dua pilarnya, Diego Costa dan Arda Turan
harus ditarik keluar di 20 menit awal karena cedera.
Nasib buruk Atletico berlanjut ketika pada menit ke-33, Barca berhasil unggul
1-0 lewat gol Alexis Sanchez. Namun, di sinilah peran Simeone sebagai pelatih
dan juga motivator ulung berbicara.
Entah apa yang dikatakannya pada para pemainnya di ruang ganti, namun permainan
Atletico berubah drastis di babak kedua. Mereka bermain lebih berani menyerang
sehingga sukses menyamakan kedudukan lewat tandukan Diego Godin pada menit
ke-48.
Setelah itu, Atletico terus menunjukkan karakteristik permainannya yang tak
kenal menyerah. Dengan pertahanan solid serta kelihaian para pemain dalam
melakukan transisi dari bertahan ke menyerang, Barca dibuat repot. Alhasil,
skor 1-1 bertahan hingga laga usai.
Dengan hasil ini, Atletico sukses mengakhiri musim dengan koleksi 90 poin,
unggul tiga poin dari Barca di tempat kedua. Pesta semakin spesial, karena
gelar juara ke-10 atau yang pertama sejak 1995/1996 dilakukan di markas
kebesaran Barca, Camp Nou. Vamos Atletico..!!
Sumber : okezone.com (Bki)
Keterangan Foto :
Bupati Lepas 464 Atlet Bengkalis Tampil di Porprov Riau
PEKANBARU-Bupati Bengkalis, Kasmarni mengukuhkan sekaligus melepas kontingan Kab.
Kejurprov Anggar Berakhir, Bengkalis Juara Umum
BENGKALIS-Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Anggar 2022 di Bengkalis berakhir di Ge.
Kejurprov Anggar Resmi Dibuka, Ketua KONI Riau Beri Spirit kepada Altlet
BENGKALIS-Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Anggar 2022 di Bengkalis resmi dibuka o.
Pengprov IKASI Riau Gelar Kejurprov di Bengkalis
BENGKALIS-Pengurus Provinsi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (Pengprov IKASI) Ria.
Diikuti 178 Peserta, Wabup Bengkalis Buka Bulutangkis Bhayangkara Open 2022
BENGKALIS– Sebanyak 178 peserta ikut memeriahkan Turnamen Bulutangkis Bhay.