Diskes Bengkalis Minta Cepat Tanggap Dalam Menangani DBD
BENGKALIS, Beritaklik.Com - Korban
deman berdarah dengue (DBD) di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, terus
berjatuhan. Hingga saat ini, sudah tiga korban yang meninggal dunia. Agar tidak
banyak lagi korban, Dinas Kesehatan diminta cepat tanggap melakukan
langkah-langkah pencegahan.
Harapan itu disampaikan masyarakat Kecamatan Bantan, menyikapi merebaknya wabah
DBD di daerah mereka, dimana sudah memakan 3 orang korban meninggal dunia.
Sementara Diskes melalui UPTD Puskesmas Selatbaru, terkesan lamban melakukan
langkah pencegahan.
"Kita sangat berharaplah Dinas Kesehatan cepat tanggap. Jangan sampai jatuh
korban lagi. Masyarakat sudah menyampaikan ke Puskemas Selatbaru agar melakukan
fogging, tapi petugas beralasan tidak ada anggaran. Memang sempat sekali
dilakukan fogging, namun terpaksa masyarakat setiap rumah iuran," ujar Wahid,
salah seorang warga Selatbaru kepada wartawan, Jumat (29/8).
Dipaparkan Wahid, tidak seharusnya petugas mengatakan demikian mengingat ini
menyangkut nyawa manusia. Kalau semua harus menunggu anggaran, ia khawatir akan
bertambah banyak lagi korban yang meninggal.
"Kalau yang terkena DBD di Kecamatan Bantan ini, mungkin sudah puluhan. Bahkan
anak KKN dari Universitas Riau juga terpaksa dilarikan RSUD Bengkalis karena
diserang DBD. Sementara yang meninggal tidak tertolong lagi sudah 3 orang,
masing-masing di Mentaian, Pasiran dan Selatbaru," ujarnya.
Hal senada diungkapkan masyarakat Bantan lainnya, Imam. Menurutnya, wabah DBD
ini sudah terjadi sejak 2 bulan terakhir ini. Namun sejauh ini ia melihat pihak
terkait lamban dalam melakukan upaya pencegahan sehingga jumlah penderita terus
korban.
"Kalau kita menilai, lambat tanggap. Masak ketika masyarakat minta dilakukan fogging,
petugas kesehatan di Puskesmas bilang tak anggaran. Rasanya tidak masuk akal
juga, kalau toh memang anggarannya tidak ada, apakah meski dibiarkan begitu
saja," heran Imam.
Pada kesempatan itu, Iman berharap menjelang dilakukan MTQ Tingkat Kabupaten Bengkalis
di Selatbaru, di radius 500 meter di sekitar lokasi MTQ dilakukan fogging
sehingga tamu atau kafilah yang datang nanti tidak khawatir lagi akan terkena
wabah DBD.
Sebelumnya Ketua Komisi IV DPRD Bengkalis, Sofyan mendesak petugas kesehatan
turun langsung ke masyarakat menyampaikan cara-cara penanganan DBD. Tidak
sebatas menyampaikan lewat media atau pustu yang ada di kampung.
Pengumuman yang disampaikan melalui media, baik koran maupun lainnya tidak
menyentuh seluruh lapisan masyarakat, begitupun pengumuman lewat petugas yang
ada di desa. Perkembangan kasus DBD akhir-akhir ini sungguh mengkawatirkan,
terlebih dinas Kesehatan sendiri sudah merilis 4 kecamatan yang mendekati KLB
DBD.
"Ini persoalan serius makanya harus ditangani dan disikapi dengan serius. Tidak
cuku hanya lewat pemberitaan atau pengumuman dari mulut ke mulut, harus turun
langsung ke masyarakat," ujar politisi PDI Perjuangan ini.
Mengarah KLB
Wabah DBD di Kabupaten Bengkalis sepertinya sudah mengarah kepada kejadian luar
biasa (KLB). Pasalnya, hingga pertengahan Agustus ini, susah tercatat sebanyak
213 orang yang terserang DBD, 3 orang diantaranya meninggal dunia.
Dinas Kesehatan mengaku sudah melakukan langkah fongging di lokasi yang
terdapat penderita DBD dan sudah mendsitribusikan serbuk abate untuk
membunuh jentik nyamuk ke semua Puskesmas untuk dibagikan ke masyarakat.
Imbauan ke masyarakat melalui mobil keliling agar menjaga kebersihan lingkungan
juga sudah dilakukan.
Walau demikian, langkah yang sudah dilakukan Dinas Kesehatan dinilai tidak
terlalu efektif untuk memberantas tumbuh kembang nyanyamuk aedes aegypti, jika
tidak diiringi dengan upaya masyarakat untuk melakukan pembersihan sarang
nyamuk (PSM).
"Perlu upaya nyata dari masyarakat untuk melakukan PSM. Milsanya, langkah
3M, menguras bak mandi minimal 1 kali seminggu, menutup dan membubuhkan
abate di tempat penampungan air minum serta mengubur batang-barang bekas
seperti kaleng bekas dan lainnya yang mungkin dapat menjadi tempat perindukan
nyamuk.
Sejauh ini obat penyakit DBD belum ada dan vaksin untuk pencegahannyapun juga
belum ada. Karena itu satu-satunya cara untuk memberantas penyakit ini hanyalah
dengan mengurangi populasi jentik aedes aegypti dengan 3M Plus,"
ujar Kadis Kesehatan Kabupaten Bengkalis melalui Kabid Pengendalian Masalah
Kesehatan Lingkungan, Irawadi didampingi Kasie Pengendalian dan Pemberantasan
Penyakit Ediyanto, belum lama ini.
Menurut data yang ada di Dinas Kesehatan Bengkalis, pada minggu kedua Juli 2014
terjadi peningkatan kasus DBD dan mengarah pada KLB di 4 kecamatan. Yakni
Bengkalis, Bantan, Siak Kecil dan Bukit Batu. Hal ini didukung dengan
meningkatnya curah hujan yang mengakibatkan banyak genagan air yang merupakan
tempat bertelurnya nyamuk aedes aegypti.
"Bagi masyarakat yang belum mendaparkan bubuk abate, bisa meminta ke
Puskesmas terdekat. Jangan khawatir tak ada pengaruh bagi kesehatan maupun
rasanya jjka tampungan air minum dibubuhi abate. Yang pasti upaya fogging tidak
terlalu efektif untuk memberantas tumbuh kembang nyamuk. Fogging itu yang mati
hanya induk nyamuk," tambah Ediyanto. (Bku)
BPP Bengkalis Gelar Forum Perangkat Daerah Penyusunan Renja 2025
BENGKALIS – Badan Penelitian dan Penge.
Pejabat BPP Bengkalis Teken Perjanjian Kinerja dan Pakta Intergritas Tahun Anggaran 2024
BENGKALIS - Badan Penelitian dan Pe.
Yayasan Aisyah Berbagi dan Donatur Bakti Sosial Khitanan Massal, Bupati Bengkalis Apresiasi
BENGKALIS- Yayasan Aisyah Berbagi dan para donatur menggelar kh.
Jelang Pemilu 2024, Kapolsek Bantan Lakukan Cooling System di Perkampungan Suku Akit Pulau Terluar Indonesia
BANTAN- Kepolisian sektor (Polsek) Bantan gencar melakukan Cooling sy.
Kasmarni: Kenduri Melayu Ratib Togak, Sebagai Upaya Pemkab Bengkalis Jaga Persatuan, Kelestarian dan Nilai-Nilai Budaya Melayu
PINGGIR - Bupati Bengkalis Kasmarni berharap melalui kegiatan Kenduri.
Perkenalkan Aplikasi e-TJSP, Bappeda Juara I Lomba Inovasi Kategori Perangkat Daerah
BENGKALIS–Melalui Aplikasi e-TJSP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappe.