Bengkalis Zero Filariasis Tahun 2017

BENGKALIS-Pada tahun 2012 lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI menetapkan Kabupaten Bengkalis dan tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau sebagai daerah endemis filariasis atau penyakit kaki gajah.
Atas dasar itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis mengadakan pengobatan massal sekaligus pencanangan program eliminasi filairiasis, di Desa Sebauk dan dihadiri langsung oleh Bupati Bengkalis, Ir. H Herliyan Saleh, M.Sc Senin (11/2).
“Atas dasar itu, mulai tahun 2013 ini, kita diharuskan melakukan pemberian obat massal dan pencegahan filariasis selama lima tahun, berturut-turut secara sharing dengan pemerintah pusat, dengan harapan tercapai kabupaten bengkalis zero filariasis pada tahun 2017,” ujar Herliyan.
Selain Bupati Bengakalis H Herliyan Saleh, hadir para pejabat eselon II turut dalam pencanangan tersebut, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, H Hermanto.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis Hermanto, saat ditemui di sela-sela kegiatan, mengaku cukup puas dengan respon masyarakat yang begitu tinggi untuk mengikuti program eliminasi filariasis tersebut. Hal itu membuktikan tingginya kesadaran warga untuk terhindar dari terkena penyakit filariasis. “Kita lihat respon warga cukup tinggi, mudah-mudahan respon seperti ini juga turut diikuti oleh masyarakat lainnya,” ujar Hermanto.
Program eliminasi filariasis tidak hanya berlangsung kemarin saja, tapi berkelanjutan di seluruh desa. Seluruh masyarakat, selain dari yang dikecualikan, hendaknya mendatangi puskesmas terdekat untuk mendapatkan obat pencegah filariasis “Ada dua obat yang diberikan yaitu diethyl carbamazine citrate (dec) dan albendazol. obat ini berperan mematikan mikrofilaria (cacing penyebab kaki gajah) dan pengobatan cacing usus (cacing gelang, cacing kremi, cacing cambuk dan cacing tambang),” ujar Hermanto.
Hermanto menambahkan, warga yang mendapat pengecualian untuk tidak mendapatkan obat pencegah filariasis adalah anak usia dibawah 2 tahun, ibu hamil, penderita sakit keras, penderita kasus kronis filariasis sedang dalam serangan akut, penderita penyakit epilepsi dan anak gizi buruk.
Tingkat risiko penularan dan penyebaran penyakit kaki gajah kepada masyarakat sangat besar. Terlebih di Kabupaten Bengkalis angka kasus mikrofilaria rate diatas 1 persen. Sesuai hasil penelitian Kementerian Kesehatan RI, dari 1.000 orang yang dipemeriksa survei darah jari (SDJ) ternyata ditemukan 10 orang menderita penyakit filariasis.
“Berdasarkan hasil survei darah jari (SDJ) yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkalis, ditemukan 3 (tiga) penderita yang menderita penyakit filariasis yaitu di Desa Wonosari Kecamatan Bengkalis, Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan dan Kelurahan Tanjung Kapal Kecamatan Rupat,” katanya.
Awal 2013 dilakukan pendataan sasaran pengobatan pencegahah filariasis di Kelurahan Babussalam, Kecamatan Mandau ditemukan 1 penderita tersangka filariasis. (bku)
Pantau Kualitas Air Kelompok Ikan Milenial Desa Teluk Papal Berbasis Smartphone
BENGKALIS_Saat ini Inovasi merambah dunia budidaya ikan di Desa Teluk Papal dengan pengenalan Sis.
Pj Kades Teluk Papal Serah Bantuan Program Dana Bermasa Untuk Ibu Hamil dan Balita
TELUK PAPAL - Penjabat (Pj) Kepala Desa Teluk Papal yang diwakili oleh Sekdesnya.
Bhabinkamtibmas Desa Teluk Papal Jumpai Buruh Bangunan
BENGKALIS- Bhabinkamtibmas Desa Teluk Papal Kecamatan Bantan Aipda Dendi Saputra melaksanakan keg.
Peringati HUT ke-79 Kemerdekaan RI, Mahasiswa Kukerta Unri dan Pemdes Sungai Majo Taja Turnamen Bola Voli
SUNGAI MAJO-Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan R.
DPRD Gelar Sidang Paripurna Istimewa Hari Jadi ke-512 Bengkalis
BENGKALIS-DPRD Kabupaten Bengkalis menggelar sidang paripurna istimewa.
Terpilih Aklamasi, Rinto Pimpin IKKKM Kabupaten Bengkalis
BENGKALIS–Kepala Bappeda Kabupaten Bengkalis, Rinto, SE, M.Si terpilih secara aklamasi untuk me.