Suayatno: Meski Minim Illegal Migrant, Harus Tetap Waspada
BENGKALIS-Wakil Bupati (Wabub) Bengkalis-Riau, H Suayatno menyambut baik pelaksanaan sosialisasi penanganan illegal migrant alias imigran gelap.
Hal tersebut disampaika saat membuka sosialisasi penanganan illegal migrant di Indonesia yang ditaja Kantor Imigrasi Klas II Bengkalis di Hotel Marina Bengkalis, Rabu (27/2).
Suayatno berharap melalui sosialisasi ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman serta menyamakan persepsi berkaitan dengan penanganan masalah migrasi terutama ilegal migrant alias imigran gelap.
Sosialisasi ini dinilai sangat tepat, mengingat secara geografis Kabupaten Bengkalis berada di pintu gerbang dan perlintasan antar negara. Kondisi ini membuat Kabupaten Bengkalis akan bersentuhan langsung dengan masalah-masalah pendatang ilegal. Kendati sejauh ini masalah illegal migrant di Kabupaten Bengkalis bisa dikatakan masih minim. Namun sebagai daerah yang terdiri dari pulau-pulau dan memiliki garis pantai yang panjang, tentu dituntut untuk selalu waspada terhadap kemungkinan masuknya imigran gelap ke Indonesia melalui Kabupaten Bengkalis.
"Terlebih wilayah Bengkalis memiliki banyak pelabuhan tradisional atau pelabuhan rakyat yang berbatasan langsung dengan negeri jiran dan perlintasan Selat Malaka," ujar Wabup.
Persoalan imigran gelap tidak hanya menjadi persoalan Indonesia, tapi juga Internasional sehingga perlu adanya penanganan secara serius. Isu yang paling santer terkait imigran gelap saat ini adalah kemiskinan, peperangan dan penindasan dari negara asalnya. Seperti pelarian warga Rohingya dari Myanmar, pelarian warga Pakistan, Afganistan, Iran, Irak dan Srilanka yang mencari suaka di Australia.
Umumnya, imigran gelap ini menjadikan wilayah Indonesia sebagai transit sebelum mencapai negara tujuan yang diinginkan. Mereka masuk ke dalam wilayah teritorial Indonesia melewati jalur-jalur 'tikus’ sehingga luput dari pantauan.
Lebih lanjut Suayatno menegaskan, seandainya para imigran gelap ini benar-benar memanfaatkan Kabupaten Bengkalis sebagai kawasan transit akan menimbulkan berbagai dampak di Bengkalis. Seperti masalah sosial dan keamanan. Tentunya, kondisi ini butuh penanganan dan koordinasi serius antar Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Imigrasi, kepolisian maupuan instansi lainnya.
"Seminar ini merupakan sebuah bukti kepedulian kita agar lebih siap mengantisipasi kemungkinan masuknya imigran gelap yang berlindung di balik dalih mencari suaka," tutupnya. (bku)Pembukaan MTQ ke X Tingkat Desa Teluk Papal Berlangsung Meriah
TELUK PAPAL- Pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke X tingkat D.
BPP Bengkalis Gelar Forum Perangkat Daerah Penyusunan Renja 2025
BENGKALIS – Badan Penelitian dan Penge.
Pejabat BPP Bengkalis Teken Perjanjian Kinerja dan Pakta Intergritas Tahun Anggaran 2024
BENGKALIS - Badan Penelitian dan Pe.
Yayasan Aisyah Berbagi dan Donatur Bakti Sosial Khitanan Massal, Bupati Bengkalis Apresiasi
BENGKALIS- Yayasan Aisyah Berbagi dan para donatur menggelar kh.
Jelang Pemilu 2024, Kapolsek Bantan Lakukan Cooling System di Perkampungan Suku Akit Pulau Terluar Indonesia
BANTAN- Kepolisian sektor (Polsek) Bantan gencar melakukan Cooling sy.
Kasmarni: Kenduri Melayu Ratib Togak, Sebagai Upaya Pemkab Bengkalis Jaga Persatuan, Kelestarian dan Nilai-Nilai Budaya Melayu
PINGGIR - Bupati Bengkalis Kasmarni berharap melalui kegiatan Kenduri.