"The Revenant", Nominasi Oscar, dan Kisah Leonardo DiCaprio Sang Penyintas
Beritaklik.Com
- Bagi Leonardo DiCaprio, The Revenant (2015) bisa jadi
bukan cuma film yang dibintangi, namun juga suratan takdir yang dijalani.
Karakter Hugh Glass, seorang pemburu kulit
binatang di era ketika bangsa Indian masih menguasai Amerika Utara, begitu
melekat dengan Leo saat ini. Keduanya sama-sama penyintas.
Seperti Hugh Glass yang berusaha bertahan
hidup setelah diserang beruang, Leo juga bertahan membintangi film berkualitas.
Leo bertahan dalam meningkatkan kualitas
aktingnya, yang dianggap banyak kritikus sudah berada di puncak saat
membintangi The Wolf of Wall Street
(2013).
Dalam film besutan Martin Scorcese itu, Leo
memang gemilang. Akan tetapi, dalam beberapa scene,
aktor kelahiran 11 November 1974 itu terlihat begitu tipikal dengan peran
sebelumnya.
Karakter pialang Jordan Belfort yang
diperankan, menghadirkan kesan yang sama saat Leo berperan sebagai Jay Gatsby
di Great Gatsby (2013),
Calvin Candie dalam Django
Unchained (2012), bahkan bos FBI, J Edgar Hoover, dalam J Edgar (2011).
Meski begitu, tetap sebuah kejutan ketika
dikalahkan oleh Eddie Redmayne dalam Academy Awards tahun lalu, Leonardo
DiCaprio sontak dijadikan lelucon.
Berbagai meme muncul untuk mengolok kegagalan
ketiga Leo dalam upaya meraih "Best Actor" di ajang yang dikenal
dengan sebutan Oscar. Padahal, Eddie Redmayne memang berakting jenius sebagai
Stephen Hawking muda dalam Theory of
Everything (2014).
"Olok-olok" publik terhadap
Leonardo seperti serangan beruang yang menghantam Hugh Glass. Namun, hal itu
tidak lantas membuatnya terkapar.
Upaya untuk sintas
Adalah Alejandro Gonzalez Inarritu yang
menjadi alasan Leonardo DiCaprio menjadikan The Revenant
sebagai upayanya untuk sintas.
Saat sutradara asal Meksiko itu menawarkannya
jadi bintang utama, Leo memang tidak langsung menerima. Naskah itu sempat
dipertimbangkannya beberapa lama.
Keahlian Inarritu yang menampilkan
sinematografi bak puisi, serta komitmen Inarittu yang tinggi terhadap sebuah
karya yang dipegang, menjadi alasan Leo menerima pinangan itu.
"Saya baca lagi, kembali bertemu dia,
dan memutuskan terlibat dalam hal yang saya anggap seperti salah satu fase
dalam hidup saya ketimbang sebuah film, "utur Leonardo Dicaprio,
dalam sebuah wawancara khusus dengan Wired.
"Karena film itu sangat epic dalam semua kata yang mampu
diucapkan," ucapnya.
Bagi Leonardo DiCaprio, The Revenant (2015) bisa jadi
bukan cuma film yang dibintangi, namun juga suratan takdir yang dijalani.
Karakter Hugh Glass, seorang pemburu kulit
binatang di era ketika bangsa Indian masih menguasai Amerika Utara, begitu
melekat dengan Leo saat ini. Keduanya sama-sama penyintas.
Seperti Hugh Glass yang berusaha bertahan
hidup setelah diserang beruang, Leo juga bertahan membintangi film berkualitas.
Leo bertahan dalam meningkatkan kualitas
aktingnya, yang dianggap banyak kritikus sudah berada di puncak saat
membintangi The Wolf of Wall Street
(2013).
Dalam film besutan Martin Scorcese itu, Leo
memang gemilang. Akan tetapi, dalam beberapa scene,
aktor kelahiran 11 November 1974 itu terlihat begitu tipikal dengan peran
sebelumnya.
Karakter pialang Jordan Belfort yang
diperankan, menghadirkan kesan yang sama saat Leo berperan sebagai Jay Gatsby
di Great Gatsby (2013),
Calvin Candie dalam Django
Unchained (2012), bahkan bos FBI, J Edgar Hoover, dalam J Edgar (2011).
Meski begitu, tetap sebuah kejutan ketika
dikalahkan oleh Eddie Redmayne dalam Academy Awards tahun lalu, Leonardo
DiCaprio sontak dijadikan lelucon.
Berbagai meme muncul untuk mengolok kegagalan
ketiga Leo dalam upaya meraih "Best Actor" di ajang yang dikenal
dengan sebutan Oscar. Padahal, Eddie Redmayne memang berakting jenius sebagai
Stephen Hawking muda dalam Theory of
Everything (2014).
"Olok-olok" publik terhadap
Leonardo seperti serangan beruang yang menghantam Hugh Glass. Namun, hal itu
tidak lantas membuatnya terkapar.
Tentu saja, alam liar menjadi lokasi
syuting yang paling tepat untuk menangkap esensi kehidupan Hugh
Glass. Inarritu memilih pelosok Alberta dan British Columbia di Kanada,
meski harus menghadapi dingin yang mencapai -40 derajat Celcius.
Dengan dibantu sinematografer asal
Meksiko, Emmanuel Lubezki (yang juga membantu Inarittu di Birdman),
pengambilan gambar dimulai, diambil sesuai kronologi cerita.
Gambar diambil dengan menggunakan
pencahayaan alamiah, dan seperti Birdman dengan adegan-adegan yang
panjang dalam sekali take.
Cara ini dilakukan agar kisah yang
diambil dari novel karya Michael Punke ini terkesan natural.
"Ini merupakan sebuah homage
(penghormatan) terhadap orisinalitas tradisi sinema," tutur sutradara yang
pertama kali masuk nominasi Oscar untuk Amores perros (2000) tersebut.
"Saya sepenuhnya percaya bahwa
begitulah sebuah film harusnya digarap," ucap Inarritu.
Dengan semua passion yang
dimiliki Alejandro Inarritu, kehadiran Leonardo DiCaprio tentu sebuah anugerah.
Leo memiliki kemelekatan yang sama seperti Inarritu terhadap The
Revenant, juga terhadap wiracarita tentang Hugh Glass.
Leo rela mencemplungkan diri ke dalam
sungai yang permukaannya membeku. Dia juga rela memakai kulit binatang seberat
46 kilogram agar membuatnya tetap hangat. Setiap hari jadi ajang bagi Leo dalam
menempa diri agar tidak menderita hypothermia.
"Setiap hari dalam proses
pembuatan film ini sangat berat. Ini merupakan film paling berat yang saya
jalani," ujar Leo kepada Wired.
Tidak hanya itu, kepada media Inggris TimeOut,
Leo juga membenarkan bahwa semua adegan di The Revenant dilakukannya
tanpa peran pengganti. Dia dikubur dalam keadaan hidup, tidur di dalam bangkai
binatang, hingga memakan hati bison mentah-mentah.
Dalam skala 1 sampai 10, Leo menilai
"kebrutalan" proses pembuatan film ini di angka 10.
"Merasakan sakit itu cuma
sementara, tapi film dibuat untuk selamanya," ujar pria yang dikenal
pesolek dan kerap berganti pacar itu.
Meski begitu, Leo tetap mampu
menampilkan akting penuh konsentrasi. Inarritu memuji kemampuannya yang
tetap fokus meski mengalami kelelahan fisik yang luar biasa.
Leo, menurut Inarritu, melakukan hal
yang mustahil dilakukan orang lain: Menghadirkan akting bagus dalam keadaan
yang sangat ekstrem.
Kesedihan Hugh Glass yang kehilangan
istri dan anaknya jelas terlihat dalam sejumlah adegan yang penuh keheningan
dan perenungan.
Selangkah menuju Oscar pertama
Perpaduan akting Leonardo dan sentuhan
estetis Allejandro Inarritu menjadikan The Revenant
menjadi salah satu ikon sinema yang menggambarkan roman klasik manusia melawan
alam liar.
Film ini serupa Fitzcarraldo (1982) karya Werner Herzog atau Dersu Uzala (1975) yang merupakan
salah satu sentuhan emas Akira Kurosawa.
Secara finansial, The Revenant juga menuai kesuksesan. Mengutip situs Box Office Mojo, The Revenant meraih pendapatan
kotor sebesar 381,6 juta dollar AS, dengan modal pembuatan sebesar 135 juta
dollar AS.
Kritikus pun menanggapi penampilan Leo secara
positif. Akting Leonardo DiCaprio kali ini dianggap pantas mendapat sejumlah
penghargaan.
Leo mendapat penghargaan "Best
Actor" untuk kategori "Motion Picture Drama" di Golden Globe.
British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) juga memberinya "Best
Actor in a Leading Role".
Penghargaan "Outstanding
Performance by a Male Actor" juga dianugerahkan kepada Leonardo dalam
ajang Screen Actors Guild Award.
Dengan mengumpulkan ketiga piala yang
dikenal sebagai pemanasan jelang Piala Oscar, Leo jadi unggulan utama untuk
meraih Oscar pertamanya.
Ini merupakan nominasi Piala Oscar
keenam yang didapat Leonardo DiCaprio. Nominasi pertama didapatnya saat
memerankan bocah penderita Asperger's syndrome di What's Eating
Gilbert Grape (1993). Ketika itu, Leo masuk nominasi "Best Supporting
Actor".
Nominasi "Best Actor" baru
didapat Leonardo melalui The Aviator (2005), Blood Diamond
(2007), dan The Wolf of Wall Street. Film terakhir juga membuatnya masuk
nominasi kategori "Best Picture", atas perannya sebagai produser.
Lima kali masuk nominasi, lima kali
pula Leo gagal.
Tidak mudah
Meski jadi unggulan, bukan berarti aktor yang
memiliki garis keturunan asal Italia itu akan menang mudah tahun ini.
Eddie Redmayne yang kini membintangi Danish Girl (2015) kembali
menjadi pesaing berat. Jenius akting asal Inggris itu tampil memukau sebagai
Lili Elbe, model di lukisan Gerda Wagener yang merupakan sosok transjender
setelah suami Gerda, Einar Wegener, memutuskan operasi kelamin.
Redmayne tidak hanya bermodalkan tampil
kemayu. Dia juga mampu memperlihatkan perubahan emosi dan psikologis Einar
Wegener saat mulai merasa nyaman berpenampilan sebagai Lili.
Pesaing berat lain adalah Bryan
Cranston. Pemeran utama di Trumbo (2015) ini tampil memikat sebagai
Dalton Trumbo, penulis naskah di Hollywood yang kemudian dipenjara dan dilarang
berkarier akibat aktivisnya di partai komunis.
Cranston terlihat nyaman berakting
sebagai Trumbo, dan berhasil lepas dari karakter Walter White, guru kimia yang
menjelma sebagai pembuat crystal methamphetamine di serial televisi Breaking
Bad.
Pesaing lain yang tidak kalah berat
adalah Matt Damon, seorang astronot yang terdampar di Mars dalam The Martian
(2015).
Michael Fassbender yang berperan
sebagai Steve Jobs di Steve Jobs (2015) pun tidak bisa diremehkan.
Leonardo memang mengaku tidak pernah
memikirkan tentang meraih Oscar saat membintangi suatu film.
Meski beberapa kali masuk nominasi, dia
tidak pernah menyiapkan pidato kemenangan. Saat diwawancara The Telegraph,
Leo juga enggan ditanya soal Oscar.
Leo yang kini berusia 42 tahun memang
telah mendapatkan banyak hal dari akting.
Di usia 15 tahun, dia sudah mendapat
ilmu akting dari Robert De Niro dalam pembuatan This Boy's Life (1993),
yang diakui sebagai pengalaman paling berpengaruh dalam hidupnya.
Wajar jika kemudian dia menjadi rising
star yang mendapat nominasi Oscar di usia 19 berkat What's Eating
Gilbert Grape.
Di usia 20-an, Leo pun menjadi ikon
kisah cinta Hollywood setelah berperan sebagai Romeo Montague di Romeo+Juliet
(1996) dan Jack Dawson di Titanic (1997). Belum lagi, dia dikenal
sebagai aktor favorit dari sutradara jempolan Martin Scorcese.
Meski Leonardo DiCaprio tidak
menganggap Oscar sebagai hal penting dalam hidupnya, namun sebuah patung emas
berbentuk kesatria yang memegang pedang itu tentu akan menambah daftar
prestasinya.
Piala Oscar tentu akan menjadikan
karier aktingnya lebih paripurna. Selangkah lagi, Leonardo DiCaprio.
Sumber : kompas.com (Bki)
Wakil Ketua DPRD Bengkalis Hadiri Acara Bantuan 4 Negara
BENGKALIS-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Sofyan, S.Pd.I., M.Si menghadiri acara silaturahm.