Tokoh Pers Riau Moeslim Roesli Wafat
PEKANBARU - Kalangan pers di Provinsi Riau, kehilangan seorang tokoh penting, yakni Moeslim Roesli. Pria kelahiran Kisaran, Sumatera Utara, 13 Juli 1935 itu meninggal dunia pada pukul 01.40 WIB di RS Ibu Sina Pekanbaru, Rabu (29/5).
Moeslim Roesli meninggalkan empat orang anak dan sembilan cucu, sedangkan isterinya Tati Moeslim sudah lebih dulu meninggal dunia pada 2010.
"Bapak sebelumnya sudah sempat dirawat 11 hari di rumah sakit, ternyata beliau terserang stroke dan sebelumnya juga sudah sakit jantung," kata Sandri Kartini, putri almarhum kepada pers.
Sandri mengatakan dirinya menemani Moeslim sebelum akhir hayatnya. Ia mengatakan, pesan terakhir dari almarhum Moeslim adalah ingin dikebumikan di Pekanbaru.
"Bapak cuma pesan kalau meninggal minta dikebumikan di sini (Pekanbaru), jangan dibawa pulang ke kampung, karena ia ingin berakhir di kota ini," katanya.
Salah seorang wartawan senior, Ridar Hendri mengaku sangat kehilangan sosok guru dan pembimbing yang santun. Ia mengenal H Moeslim Roesli, ketika beliau masih menjabat Superintendent (Kepala Departemen) Humas PT Caltex Pacific Indonesia (PT CPI), awal 1988.
"Saya Ketika itu saya masih koresponden Harian Suara Karya Jakarta. Hubungan kami intensif, PT CPI adalah costumer strategis Suara Karya. Dan interaksi saya selaku wartawan dengan Moeslim Roesli selaku Humas, menjadi sangat penting," katanya.
Tahun 1988 juga H Moeslim Roesli memang pindah menjadi Superentendent Hubungan Pemerintah PT Caltex. Tapi interaksinya dengan pers di Riau tak terputus. Di setiap kegiatan tahunan yang diselenggarakan PT CPI untuk wartawan, H Moeslim Roesli tetap tidak pernah absen.
Ini tentu tidak mengherankan, karena latar belakang kehidupan H Moeslim Roesli adalah wartawan. Tahun 1956 Moeslim telah menjadi Redaksi Harian Nyata yang terbit di Bukittinggi. Bahkan sampai akhir hayatnya, dia masih menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Warta Promosi Riau.
Setelah pensiun dia bergabung lagi dengan PWI Riau dan dengan sabar bersosialisasi dengan para wartawan muda. Kehadirannya diterima dengan baik. Bahkan, di PWI Cabang Riau, Moeslim Roesli sempat menerbitkan dua buku: Menerobos Mitos: Seabad Pers Riau dan Nekat Membawa Rahmat, keduanya tahun 2005. (suma)
Moeslim Roesli meninggalkan empat orang anak dan sembilan cucu, sedangkan isterinya Tati Moeslim sudah lebih dulu meninggal dunia pada 2010.
"Bapak sebelumnya sudah sempat dirawat 11 hari di rumah sakit, ternyata beliau terserang stroke dan sebelumnya juga sudah sakit jantung," kata Sandri Kartini, putri almarhum kepada pers.
Sandri mengatakan dirinya menemani Moeslim sebelum akhir hayatnya. Ia mengatakan, pesan terakhir dari almarhum Moeslim adalah ingin dikebumikan di Pekanbaru.
"Bapak cuma pesan kalau meninggal minta dikebumikan di sini (Pekanbaru), jangan dibawa pulang ke kampung, karena ia ingin berakhir di kota ini," katanya.
Salah seorang wartawan senior, Ridar Hendri mengaku sangat kehilangan sosok guru dan pembimbing yang santun. Ia mengenal H Moeslim Roesli, ketika beliau masih menjabat Superintendent (Kepala Departemen) Humas PT Caltex Pacific Indonesia (PT CPI), awal 1988.
"Saya Ketika itu saya masih koresponden Harian Suara Karya Jakarta. Hubungan kami intensif, PT CPI adalah costumer strategis Suara Karya. Dan interaksi saya selaku wartawan dengan Moeslim Roesli selaku Humas, menjadi sangat penting," katanya.
Tahun 1988 juga H Moeslim Roesli memang pindah menjadi Superentendent Hubungan Pemerintah PT Caltex. Tapi interaksinya dengan pers di Riau tak terputus. Di setiap kegiatan tahunan yang diselenggarakan PT CPI untuk wartawan, H Moeslim Roesli tetap tidak pernah absen.
Ini tentu tidak mengherankan, karena latar belakang kehidupan H Moeslim Roesli adalah wartawan. Tahun 1956 Moeslim telah menjadi Redaksi Harian Nyata yang terbit di Bukittinggi. Bahkan sampai akhir hayatnya, dia masih menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Warta Promosi Riau.
Setelah pensiun dia bergabung lagi dengan PWI Riau dan dengan sabar bersosialisasi dengan para wartawan muda. Kehadirannya diterima dengan baik. Bahkan, di PWI Cabang Riau, Moeslim Roesli sempat menerbitkan dua buku: Menerobos Mitos: Seabad Pers Riau dan Nekat Membawa Rahmat, keduanya tahun 2005. (suma)
BERITA LAINNYA +INDEKS
BPP Bengkalis Gelar Forum Perangkat Daerah Penyusunan Renja 2025
BENGKALIS – Badan Penelitian dan Penge.
Pejabat BPP Bengkalis Teken Perjanjian Kinerja dan Pakta Intergritas Tahun Anggaran 2024
BENGKALIS - Badan Penelitian dan Pe.
Yayasan Aisyah Berbagi dan Donatur Bakti Sosial Khitanan Massal, Bupati Bengkalis Apresiasi
BENGKALIS- Yayasan Aisyah Berbagi dan para donatur menggelar kh.
Jelang Pemilu 2024, Kapolsek Bantan Lakukan Cooling System di Perkampungan Suku Akit Pulau Terluar Indonesia
BANTAN- Kepolisian sektor (Polsek) Bantan gencar melakukan Cooling sy.
Kasmarni: Kenduri Melayu Ratib Togak, Sebagai Upaya Pemkab Bengkalis Jaga Persatuan, Kelestarian dan Nilai-Nilai Budaya Melayu
PINGGIR - Bupati Bengkalis Kasmarni berharap melalui kegiatan Kenduri.
Perkenalkan Aplikasi e-TJSP, Bappeda Juara I Lomba Inovasi Kategori Perangkat Daerah
BENGKALIS–Melalui Aplikasi e-TJSP, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappe.
TULIS KOMENTAR +INDEKS